Spirit of Aqsa, Palestina – Tindakan penjajah Israel yang menangkap Said Al-Arma “Abul Abed”, tidak bica mencegah seorang kakek yang digelari Syaikh Jabal ini menjadi menjadi ikon perlawanan rakyat dan teladan yang dielu-delukan oleh semua rakyat Palestina.

Sebuah klip video baru-baru ini beredar di media sosial yang menunjukkan aksi Syaikh Jabal dengan janggut putih dan pakaian tradisional Palestina, menghadapi pasukan pendudukan penjajah Israel.

Pada Jumat (8/1/2021) malam, tentara pendudukan penjajah Israel menggerebek rumah Abul Abed. Pasukan penjajah Israel mendobrak pintu dan memasuki kamar-kamar. Mereka membangunkan anggota keluarga meski saat itu waktunya sudah lewat tengah malam.

Istrinya, Ummul Abed, mengatakan, “Tidak ada keraguan bahwa kami semua suka mempertahankan tanah dan tanah air. Akan tetapi kami tidak suka penangkapan. Saya berharap Abul Abed segera dibebaskan dalam waktu dekat. Namun ada adalah orang yang tegas, dan akan tetap bertahan.”

Adham Ibn Said Arma mengungkapkan kebanggaannya pada ayahnya, dia mengatakan, “Ayah saya adalah seorang pahlawan. Dia akan tetap menjadi pahlawan. Saya sangat mencintai ayah saya. Saya berharap dia menang dan segara dibebaskan dalam waktu dekat untuk kembali kepada kami ke negeri ini.”

Sementara itu Iyad Wasfi, kerabat Said Arma, menegaskan bahwa Abul Abed adalah seorang petani dan pejuang. Sejak meletus intifadhah pertama hingga hari ini, dia belum berhenti melakukan perlawanan. Dia adalah kebanggaan setiap orang yang berjuang melawan penjajahan. Kami ditakdirkan untuk menghadapi penjajahan dan hidup berdampingan dengan kondisi tersebut.”

Banyak warga dari kota dan luar kota yang menunjukkan solidaritas mereka untuk Syaikh Jabal Abul Abed atas penangkapan dirinya dan mereka berharap dia segera dibebaskan.

Para aktivis sebelumnya melakukan aksi solidaritas. Mereka menyatakan bahwa mereka dijadwalkan untuk salat Jumat di daerah yang terancam akan disita oleh penjajah Israel. Tetapi mereka dikejutkan dengan penangkapan Abul Abd pada malam hari. Sehingga penjajah Israel menghalanginya untuk berpartisipasi dalam aksi.

Seorang aktivis aksi solidaritas menyatakan bahwa Abul Abed mewakili semua anak rakyat Palestina. Dia menegaskan bahwa tanah itu sangat berarti, dan merupakan simbol, kehormatan dan kemuliaan kami. “Dan Abul Abed mewakili kami semua.

“Para aktivis peserta aksi solidaritas menuntut pembebasan Abul Abed, yang telah membuktikan kepada seluruh dunia bahwa ada orang yang komitmen mempertahankan tanah dengan kedua tangan dan giginya.

Abu Ihab, salah satu aktivis aksi solidaritas di rumah Arma, menjelaskan, “Orang pemberani ini adalah orang yang memiliki sikap, tekad dan semangat. Kami sangat yakin bahwa dia adalah orang yang teguh dimanapun dia berada. Dia akan segera kembali kepada kami. Kami semua yakin akan ketabahan dan keteguhannya.”

Dia menambahkan, “Tanah kami berarti segalanya bagi kami. Konflik kami dengan pendudukan penjajah Israel adalah konflik eksistensi. Kami tidak akan tenang kecuali dengan pembongkaran koloni-koloni permukiman Israel yang dibangun di atas tanah kami.”

Kota Deir Jarir, yang terletak timur laut Ramallah, wilayah tengah Tepi Barat, terus menerus terjadi konfrontasi dengan tentara pendudukan penjajah Israel selama tiga pekan terakhir secara berturut-turut, yang dilatar belakangan oleh aksi sekelompok pemukim pendatang Yahudi yang membangun koloni permukiman di atas tanah tersebut.

Patut dicatat bahwa situasi rakyat menolak adanya permukiman Israel dan penguasaan warga yang dilakukan oleh penjajah Israel melalui permukiman-permukiman pastoral yang baru-baru ini mulai muncul dan menyebar di wilayah Palestina. Jumlah kompleks permukiman Israel, koloni-koloni permukiman dan kamp-kamp pasukan di wilayah Palestina mencapai 471 lokasi dan menelan lebih dari 56% tanah di Tepi Barat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here