Sebuah survei independen dari platform ilmiah medRxiv yang pertama kali dilakukan secara langsung di lapangan mengungkap fakta: sekitar 84 ribu warga Gaza syahid dalam rentang Oktober 2023 hingga awal Januari 2025, akibat perang genosida brutal yang dilancarkan Israel.
Studi yang dipublikasikan di platform ilmiah medRxiv pekan lalu ini menunjukkan, lebih dari setengah korban adalah perempuan dewasa, anak-anak, dan lansia yang paling rentan.
Sejak awal agresi, Kementerian Kesehatan Gaza menjadi sumber utama data korban jiwa. Namun, serangan brutal yang menargetkan rumah sakit dan fasilitas kesehatan membuat pendataan resmi sulit diandalkan. Data terakhir pada 25 Juni mencatat 56.200 syahid.
Berbeda dengan data resmi, survei ini dilakukan dengan metode kunjungan langsung ke ribuan keluarga. Tim peneliti bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina (PSR) di Ramallah, mewawancarai 2.000 keluarga secara acak, termasuk mereka yang tinggal di tenda pengungsian.
Responden diminta menjelaskan kondisi keluarganya sejak 6 Oktober 2023: siapa saja yang masih hidup, gugur, atau hilang. Para korban gugur juga diklasifikasi apakah meninggal karena kekerasan langsung atau sebab lain seperti kelaparan dan kekurangan layanan medis.
Hasilnya: 75.200 orang gugur akibat kekerasan langsung, sementara 8.540 lainnya meninggal karena sebab non-kekerasan, seperti kelaparan dan penyakit yang tak tertangani.
“Ini survei lapangan yang sangat berani di tengah perang. Nilai utamanya terletak pada kehadiran langsung di lapangan,” ujar Patrick Ball, ahli statistik HAM internasional.
Situasi semakin memburuk pasca berakhirnya gencatan senjata dua bulan pada Maret lalu. Rumah sakit runtuh, ratusan ribu orang terusir, dan akses bantuan kemanusiaan semakin dibatasi.
Kini, para peneliti memperingatkan: angka kematian non-kekerasan bisa jadi jauh lebih besar dalam beberapa bulan terakhir karena blokade ketat yang memperparah kelaparan massal.
Sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel (yang didukung AS) telah menewaskan lebih dari 186 ribu warga Palestina, mayoritas anak-anak dan perempuan. Lebih dari 11 ribu orang masih terkubur di bawah reruntuhan, tak diketahui nasibnya.
Angka dalam survei ini sejalan dengan laporan riset lain yang memperkirakan 64 ribu korban jiwa hingga pertengahan 2024. Namun kali ini, bukti langsung di lapangan menegaskan: Gaza menghadapi genosida perlahan yang menimpa anak-anak, ibu-ibu, dan warga sipil tak berdosa, di depan mata dunia yang terus diam.