Spirit of Aqsa, Gaza- Sekitar 1.500 hafidz dan hafidzah berkumpul di Gaza dalam pelunccuran program “Shafwatul Huffadz” ke-2. Mereka secara serantak menyetor hafalan 30 juz dalam satu majelis.

Mengutip palinfo, Gaza mencatat pencapaian unik dengan momentum Al-Qur’an terbesar. Elit Shafwatul Huffadz ke-2 diikuti 1.470 penghafal Al-Qur’an. Tampak semangat dan kegembiraan di wajah-wajah mereka.

Halaman media sosial dihiasi dengan gambar masjid yang menjadi tuan rumah acara tersebut. Pena menulis ungkapan pujian dan kebanggaan pada ibu, istri, anak, pemuda, dan orang tua yang melafalkan Kitab Allah. Itu menjadi sebuah peristiwa sejarah yang berdetak dengan bangga dan khidmat.

Para peserta meriwayatkan pembacaan Al-Qur’an dalam satu sesi, dalam acara Al-Qur’an unik, yang diselenggarakan oleh Dar Al-Qur’an dan Sunnah bekerja sama dengan Kementerian Wakaf dan Urusan Agama di Jalur Gaza. Itu adalah momentum Al-Qur’an terbesar di Palestina serta negara-negara Arab dan Islam.

Direktur Humas dan Media Dar Al-Quran dan Sunnah, Naji Al-Jaafrawi mengatakan, dengan diluncurkannya program Shafwatul Huffadz ke-2 itu, tercatat sekitar 3.200 penghafal dan penghafal mendaftar yang dibuka pada Juli dan ditutup pada awal Agusutus 2023.

Para calon peserta melakukan tes pendahuluan untuk program tersebut. Kemudian, 1.471 penghafal Al-Qur’an dipilih yang lulus tes dengan rata-rata 85% atau lebih.

Menurut Al-Jaafrawi, program Shafwatul Huffadz bertujuan untuk “meningkatkan nilai dan nilai orang-orang Al-Qur’an dalam masyarakat Palestina, dan agar narasi Al-Qur’an menjadi budaya masyarakat, selain menyebarkan Al-Qur’an di kalangan umat Islam dan mengkonfirmasikannya dalam penerbitan para penghafal.”

Dia menyebutkan, Dar Al-Qur’an wa’l-Sunnah tidak menyebutkan nama penghafal Al-Qur’an yang sebenarnya, kecuali setelah membaca seluruh Al-Qur’an dalam satu sesi. Itu menjadi program pertama di dunia yang diprakarsai oleh Jalur Gaza.

Proyek “Shafwatul Huffadz” bercita-cita untuk menjadi “inspirasi bagi banyak negara Arab dan Islam, karena setelah menyelesaikan versi pertama tahun lalu, sejumlah negara Afrika membuat proyek untuk menghafal mereka dan membaca Al-Qur’an dalam satu sesi, mengikuti contoh Gaza,” menurut al-Jaafrawi.

Di antara peserta ada yang masih berumur delapan tahun. Sementara penghafal paling tua berumur 72 tahun. Ada pula 26 penghafal Qur’an dengan kebutuhan khusus, 90 penghafal pekerja profesional seperti dokter dan apoteker, 51 insinyur , 163 guru, dan 34 petugas keamanan. Mereka mengenakan seragam masing-masing saat menyetorkan hafalan.

Al-Jaafrawi menjelaskan, program tersebut akan berakhir pada akhir bulan ini. Dar Al-Quran dan Sunnah sejauh ini menyediakan 50 tiket umrah “dan kami masih berjuang dengan lembaga mitra untuk memberikan penghargaan dan hibah untuk kelestarian.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here