Spirit of Aqsa | Gaza – Direktur Rumah Sakit Indonesia di utara Jalur Gaza, Marwan al-Sultan, memperingatkan bahwa rumah sakit tersebut berisiko berhenti beroperasi akibat kekurangan solar yang parah. Dalam pernyataan media pada hari Minggu, al-Sultan mengungkapkan bahwa izin untuk memasukkan bahan bakar ke wilayah yang terkepung sering ditolak, dan pasokan yang ada saat ini hanya cukup untuk 72 jam ke depan.

Direktur rumah sakit tersebut menegaskan bahwa operasi bedah dan unit perawatan intensif terancam berhenti, yang dapat membahayakan nyawa pasien dan menempatkan mereka dalam risiko kematian nyata.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza sebelumnya memperingatkan pada hari Sabtu tentang dampak krisis obat-obatan dan bahan medis yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kehidupan pasien di rumah sakit-hospital di sektor tersebut, di tengah agresi yang terus berlanjut, kontrol pendudukan atas semua pos perbatasan, dan serangan terus-menerus terhadap sektor kesehatan di Gaza.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan sebelumnya bahwa kekurangan bahan bakar mengancam secara “bencana” sistem kesehatan di Gaza, yang telah mengalami kehancuran akibat perang pemusnahan yang berlangsung selama 11 bulan. WHO menyebutkan bahwa sektor kesehatan membutuhkan 80 ribu liter bahan bakar setiap hari.

Penjajah Israel mengontrol semua barang yang masuk ke wilayah yang terkepung, yang sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023 mengalami kekurangan bahan bakar yang parah. Bahan bakar ini diperlukan untuk menjalankan generator rumah sakit, kendaraan kemanusiaan, serta fasilitas lain seperti roti dan unit pemurnian air. Namun, Israel mencegah masuknya bahan bakar dalam jumlah yang cukup dengan alasan bahwa bahan bakar tersebut bisa dimanfaatkan oleh perlawanan Palestina.

sumber: PIC

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here