Spirit of Aqsa, Palestina- Raja Abdullah II bin Al-Hussein dari Kerajaan Hashemite Yordania menekankan tidak akan ada keamanan, stabilitas, atau kemakmuran di Timur Tengah tanpa solusi yang menjamin pembentukan negara Palestina merdeka pada garis 4 Juni 1967, dengan Al-Quds Timur sebagai ibu kota. Dia mengatakan hal tersebut dalam KTT Arab di Jeddah, Arab Saudi pada Sabtu (16/7).
“Terima kasih atas partisipasi Anda dalam KTT ini. Kehadiran Anda hari ini adalah bukti dedikasi Amerika Serikat terhadap stabilitas kawasan kami dan kemitraan kami yang erat dan bersejarah. Ini menggarisbawahi peran utama dan upaya Anda untuk meningkatkan keamanan regional dan mendukung perdamaian dan kemakmuran,” ujarnya dilansir dari SPA, Senin (16/7).
Saat ini, kata Abdullah, wilayahnya juga dunia menghadapi banyak tantangan, mulai dari dampak ekonomi dari pandemi Covid-19, dan konsekuensi dari krisis Ukraina pada energi dan makanan, hingga konflik berkelanjutan yang diderita wilayah Yordania.
“Karena itu, kita harus melihat peluang kerjasama dan aksi kolektif, dalam mengejar integrasi regional dalam ketahanan pangan, energi, transportasi, dan air,” tuturnya.
Abdullah mengatakan, di Yordania pihaknya ingin mengubah peluang ini menjadi kemitraan nyata di kawasan, dengan memanfaatkan hubungan historis dan mengakar kami dengan negara-negara Dewan Kerjasama Teluk, dan saudara-saudara di Mesir dan Irak, demi kepentingan rakyatnya.
“Karena kami di Yordania terus menampung lebih dari satu juta pengungsi Suriah, memberi mereka berbagai layanan kemanusiaan, kesehatan, dan pendidikan, sementara juga melawan ancaman keamanan baru di perbatasan kami, dengan menggagalkan upaya penyelundupan obat-obatan dan senjata, yang sekarang menjadi ancaman besar. Ancaman bagi seluruh wilayah,” ujarnya.
Abdullah mengatakan saat ini Yordania memikul tanggung jawab atas nama komunitas internasional, yang harus melanjutkan perannya dalam melawan dampak krisis pengungsi terhadap pengungsi dan komunitas tuan rumah. Untuk memastikan keberhasilan kemitraan regional yang dicari, kerja sama ekonomi harus melibatkan saudara-saudara kita di Otoritas Nasional Palestina.
“Di sini, kita harus menegaskan kembali pentingnya mencapai solusi yang adil dan komprehensif untuk konflik Palestina-Israel, atas dasar solusi dua negara. Karena tidak akan ada keamanan, stabilitas, atau kemakmuran di kawasan tanpa solusi yang menjamin berdirinya negara Palestina merdeka di garis 4 Juni 1967, dengan Al-Quds Timur sebagai ibukotanya, hidup berdampingan dengan Israel dalam damai dan keamanan,” kata dia.