Spirit of Aqsa | Pada Selasa malam (10/3/2020), puluhan warga Palestina berbondong-bondong ke Jabal Al-Arma, di selatan Nablus, untuk bergabung dengan warga yang sudah bersiaga di sana guna menghadang segala upaya yang dilakukan penjajah Israel dan para pemukim pendatang Yahudi yang ingin menguasai bukit tersebut.

Di sekitar tiang bendera Palestina yang berkibar tinggi, warga mendirikan tenda untuk tidur di atas puncak bukit. Mereka juga sudah menyiapkan ban-ban mobil untuk dibakar jika penjajah Israel menyerang mereka.

Salah satu warga yang ikut bersiaga di atas bukit mengatakan, pada jam-jam mendatang akan terjadi aksi penghadangan terhadap upaya apapun yang dilakukan penjajah Israel dan para pemukim pendatang Yahudi yang ingin menurunkan bendera Palestina dari Bukit al-Arma.

Komite Koordinasi Faksi-faksi Palestina di kota Beita meminta kepada warga untuk bersiaga dan bermalam di atas Bukit Al-Arma, mulai Selasa malam untuk menghadang setiap upaya yang dilakukan pemukim Yahudi dan pasukan penjajah Israel untuk menyerbu daerah itu setelah kelompok-kelompok permukiman Israel menyerukan untuk menyerbu bukit yang terancam dikuasai oleh pihak penjajah Israel tersebut.

Dalam rangka upaya untuk mencegah orang-orang desa di selatan Nablus untuk mempertahankan tanah mereka yang terancam dikuasai penjajah Israel, maka pasukan penjajah Israel mulai Selasa pagi melancarkan operasi penangkapan besar-besaran terhadap sepuluh warga dari kota Beita, Awarta dan Osrin di pinggiran Nablus.

Dan warga sebelumnya telah berhasil menggagalkan upaya yang dilakukan para pemukim Yahudi dan pasukan penjajah Israel untuk menguasai bukit yang di dalamnya ada tandon air dan peninggalan kuno dari zaman Kanaan, serta benteng saksi periode pemerintahan Ottoman di Palestina.

Bukit al-Arma, yang membentang di area seluas dua ribu hektar, memiliki nilai strategis yang sangat penting. Jika pemukim Yahudi dan penjajah Israel menguasainya, maka akan memutus jalan-jalan ke kota-kota selatan Nablus dan menghalangi pemilik tanah dan petani untuk mengakses ke sana.

Pada intifadhah pertama tahun 1988, orang-orang Beita berhasil menggagalkan proyek permukiman Yahudi di atas bukit tersebut.(PIC)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here