Spirit of Aqsa, Palestina- Setelah komunikasi dan pemadaman internet yang berlangsung siang dan malam, jurubicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, mengirimkan pesan tegas tentang kekuatan faksi pejuang Palestina. Pidatonya juga menekankan kesiapan Al-Qassam melakukan serangan darat guna mencapai kemenangan (kesucian Masjid Al-Aqsa dan kemerdekaan Palestina) dan membebaskan para tahanan di penjara Israel.

Pada Sabtu malam (28/10), Abu Ubaida menegaskan, pejuang perlawanan Palestina masih menunggu tentara penjajah Israel untuk invasi darat. Dia juga menyinggung harga yang harus dibayar penjajah Israel untuk tahanan yang dibawa ke Jalur Gaza, yakni pembebasan seluruh warga Palestina di penjara Israel.

8 Petunjuk Penting

Pemimpin Hamas Mahmoud Mardawi mengidentifikasi delapan petunjuk penting dalam pidato Abu Ubaida. Hal itu terjadi setelah kegagalan tentara Israel dalam mencoba menemukan kesiapan pejuang Palestina, sehingga Abu Ubaida mencoba mengeksplorasi kesiapan Netanyahu dalam file tahanan di depan keluarga mereka dalam konferensi pers.

Saat Abu Ubaida tampak percaya diri dengan bahasa tubuh yang jujur ​​dan tegas, Netanyahu muncul dalam konferensi pers berikutnya tampak terguncang, bingung dan gagal meyakinkan warga Israel tentang kemampuannya untuk mengambil kembali tahanan Israel yang ditahan Hamas. Netanyahu juga gagap dalam mengomunikasikan tujuannya untuk melenyapkan Hamas.

“Bahasa raga dan jiwa serta ruh dan isi pidato memantapkan struktur moral yang kokoh dalam jiwa inkubator kerakyatan dan mengguncang moral jiwa Zionis yang terguncang,” kata Mardawi, dikutip Palifo.

Mengalahkan Manipulasi Narasi Penjajah Israel

Mardawi menekankan, pidato Abu Ubaida menunjukkan Hamas mampu mengalahkan semua upaya zionis Israel untuk memanipulasi opini global. Hamas juga telah menjatuhkan mental penjajah Israel. itu tercermin dalam penegasan Abu Ubadai tentang kesiapan para pejuang menyambut invasi darat zionis Israel.

Dia juga menunjukkan, Abu Ubaida menyampaikan pesan kepada masyarakat Arab dan Islam bahwa kemuliaan dan kebanggaan tidak diberikan, melainkan diambil, dan peran dalam tonggak sejarah adalah kemauan dan keputusan.

Dia menunjuk pada penekanan Abu Ubaida dalam mempercayai Allah SWT dengan kemenangan yang berkelanjutan, bahwa kemenangan itu membutuhkan kesabaran. Masa penjajahan telah berakhir, dan tidak ada seorang pun yang takut terhadap tentara Israel.

Mengungkap Kebohongan Musuh

Mardawi juga melihat pemaparan Abu Ubaida mengenai kebohongan musuh dengan data dan bukti di Zikim dan sebelah timur Khan Yunis. Hal itu merujuk pada ungkapan Abu Ubaida tentang kebohongan tentara penjajah Israel yang mengklaim telah membunuh 10 pejuang perlawanan dari pasukan katak Qassam yang menyusup melintasi laut hingga Pantai Zikim beberapa hari yang lalu. Padahal, Al-Qassam hanya mengirim tiga pasukan katak untuk menyusup ke pantai tersebut.

Abu Ubaida juga mengungkapkan, salah satu mujahid Qassam adalah orang yang menghadapi serangan terbatas pasukan penjajah Israel beberapa hari yang lalu di sebelah timur Khan Yunis. Abu Ubaida mengatakan, “Kami melihat Nasrallah (pertolongan Allah) di salah satu mujahid Qassam yang menghancurkan 3 tank dan tentara (Zionis) melarikan diri.”

Kutukan Dekade ke-8

Mardawi terdiam ketika Abu Ubaida mengingatkan Zionis akan kutukan dekade kedelapan yang menyertai mereka yang selalu ada dalam ingatan Israel. Abu Ubaida mengatakan, kutukan itu segera datang dan menghampiri zionis Israel.

Faktor Kepercayaan

Penulis dan analis politik Ibrahim Al-Madhoun percaya keyakinan Abu Ubaida akan kemenangan, mengalahkan penjajah Israel. Pernyataan Abu Ubaida terkait kesiapan menghadapi invasi darat bukan lahir dari emosi dan impulsif, tapi berasal dari keyakinan dan didukung kekuatan penuh.

Menurut dia, setelah iman kepada Allah, keyakinan itu datang dari persiapan Al-Qassam dalam menghadapi pertempuran darat. Apalagi, mereka sudah merencanakan operasi Taufan Al-Aqsa selama bertahun-tahun, mengumpulkan kekuatan, dan melawan hal-hal yang dianggap mustahil.

Pertempuran yang Menentukan

Abu Ubaida menekankan, masa mitos tentara yang tak terkalahkan telah berlalu dan pertempuran saat ini akan menjadi momen yang menentukan dalam sejarah bangsa.

“Musuh akan merasakan kekalahan yang lebih besar dari yang ia perkirakan atau takuti, dan masa keruntuhan Zionisme telah dimulai,” kata Abu Ubaida.

Al-Madhoun percaya bahwa tujuan perlawanan saat ini adalah untuk menghancurkan dan menghancurkan tentara Israel sehingga tidak dapat bertahan, melalui pertempuran dalam keadaan yang paling sulit.

Dia mencatat bahwa terdapat 50.000 pejuang yang tersebar di seluruh penjuru Jalur Gaza, dengan laut di belakang mereka dan musuh di depan mereka, sehingga mereka tidak punya apa-apa selain kemenangan.

Upaya Awal untuk Mengalahkan Penjajah Israel

Al-Madhoun menekankan, operasi Banjir Al-Aqsa memberikan latihan pertama bagi Brigade Al-Qassam untuk mengalahkan tentara Israel dan menghancurkan salah satu divisinya. Inilah yang dijanjikan Abu Ubaida kepada divisi tentara lainnya jika tank mereka maju menyerang Gaza, yang mana membuat pernyataannya menjadi pesan yang realistis, nyata, hidup dan dapat diimplementasikan, serta membawa pesan peringatan kepada para pemimpin tentara Israel, “Berhati-hatilah sebelum memulai petualangan terbaru Anda.”

Sumber: Palinfo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here