Spirit of Aqsa, Palestina- Pasukan teroris Israel menggelar operasi pasukan khusus yang menyebabkan puluhan warga sipil syahid di Rafah, Jalur Gaza Selatan. Aljazirah yang mengutip Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan, sejauh ini serangan tersebut menyebabka 63 orang syahid. Serangan darat dilakukan saat malam hari bersamaan serangan udara pada Ahad (11/2/2024) waktu setempat.
Reuters melaporkan ada 37 orang syahid sementara laporan AFP mengatakan 57 warga Rafah meninggal dunia. Keduanya mengutip pejabat Kementerian Kesehatan di Rafah. Meski demikian, Aljazirah yang berada di lapangan mengatakan, ada 63 korban syahid akibat serangan tersebut. Sementara itu, keterangan dari Hamas menyatakan, lebih dari 100 warga syahid.
Setidaknya, ada 14 rumah dan tiga masjid dibombardir Israel. Militer penjajah Israel mengatakan operasi gabungan Angkatan Bersenjata Israel (IDF), badan keamanan domestik Israel Shin Bet dan Unit Kepolisian Khusus di Rafah. Di sisi lain, operasi berdarah tersebut membebaskan dua orang sandera yakni Fernando Simon Marman, 60 tahun dan Louis Hare, 70 tahun.
Militer Israel menambahkan dua pria yang ditahan Hamas dari Kibbutz Nir Yitzhak pada 7 Oktober lalu dalam kondisi baik. Mereka dibawah ke Kompleks Medis Tel Hashomer
.”Ini merupakan operasi yang sangat rumit, sangat lama kami mengerjakan operasi ini, kami menunggu sampai kondisi yang tepat,” kata juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Richard Hecht, Senin (12/2/2024).
Hecht mengatakan para tawanan di lantai dua gedung yang dibobol dengan bahan peledak selama operasi itu. Operasi juga diwarnai baku tembak di sekitar gedung. Ia menambahkan, pada saat yang sama, serangan udara dilakukan untuk melakukan pengalihan agar pasukan teroris Israel dapat masuk gedung.
Warga mengatakan serangan udara menyebabkan kepanikan karena banyak orang yang sedang tidur saat serangan dimulai. Beberapa orang khawatir Israel sudah memulai serangannya ke Rafah. Warga menambahkan pesawat, tank dan kapal Israel terlibat dalam serangan tersebut. Dua masjid dan beberapa rumah juga diserang.
Militer Israel mengatakan mereka menggelar “serangkaian serangan” di selatan Gaza yang sekarang “sudah selesai” tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Sebelum serangan ke kota-kota Gaza, militer Israel memerintahkan warga sipil untuk mengungsi tanpa memberikan rencana spesifik kemana mereka harus pergi.