Keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan masuknya seluruh barang dan pasokan ke Gaza sejak Minggu pagi (3/3) membuka kembali catatan pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata. Israel juga terus menghambat masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza selama tahap pertama perjanjian, yang berakhir pada Sabtu (2/3).

Sebuah laporan khusus mengungkapkan detail pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata sejak diberlakukan pada 19 Januari hingga 28 Februari. Laporan itu menunjukkan bahwa Israel tidak menjalankan ketentuan dalam protokol kemanusiaan, yang mengindikasikan niat Netanyahu untuk menghindari kewajiban dan tahapan perjanjian.

Pembunuhan, Pemblokiran, dan Hambatan

Laporan tersebut mencatat insiden penembakan langsung oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina, yang menyebabkan lebih dari 50 orang syahid di berbagai wilayah Gaza, terutama di Rafah. Serangan ini terjadi sejak awal pemberlakuan gencatan senjata hingga akhir tahap pertama.

Data menunjukkan bahwa Israel menghindari kewajiban memasukkan 50 truk bahan bakar per hari sesuai protokol kemanusiaan. Selama 40 hari, hanya 957 truk yang diizinkan masuk, dengan rata-rata kurang dari 24 truk per hari, atau hanya 47,8% dari jumlah yang disepakati. Pada pekan terakhir, rata-rata jumlah truk yang masuk turun menjadi hanya 10 per hari.

Israel juga melarang warga Palestina dari berbagai kategori untuk bepergian melalui perbatasan Rafah, termasuk pasien yang sangat membutuhkan perawatan medis. Selain itu, Israel menolak mengurangi jumlah pasukannya di koridor Salahuddin (Philadelphi), meskipun para mediator telah menjanjikan pengurangan 50 meter lebar koridor setiap minggu selama tahap pertama gencatan senjata. Namun, Israel tidak mematuhi kesepakatan tersebut.

Terkait dengan rumah darurat (kafilah atau karavan), Israel hanya mengizinkan masuk 15.000 unit dari total 60.000 unit yang telah disepakati.

Israel juga menghambat masuknya peralatan berat yang diperlukan untuk mengangkat reruntuhan, membuka jalan, dan mengevakuasi jenazah dari bawah puing-puing bangunan. Hanya sembilan unit alat berat yang diizinkan masuk, padahal Gaza membutuhkan sekitar 500 unit berbagai jenis alat berat. Israel juga melarang lembaga, perusahaan, dan pengusaha membeli atau menyewanya.

Selain itu, Israel tidak mengambil langkah apa pun untuk mengoperasikan satu-satunya pembangkit listrik di Gaza. Mereka juga tidak mengizinkan masuknya peralatan atau bahan bakar yang diperlukan untuk perbaikan dan pengoperasiannya.

Israel juga melarang nelayan Palestina melaut untuk mencari nafkah. Kapal perang Israel berulang kali menembaki para nelayan dan menangkap dua di antaranya di perairan Khan Younis pada akhir Januari.

Pembakaran Bantuan Kemanusiaan

Laporan tersebut juga mencatat bahwa pesawat pengintai Israel melanggar kesepakatan dengan terbang di langit Gaza sebanyak 172 kali pada waktu-waktu yang telah disepakati untuk tidak digunakan, yang seharusnya memungkinkan pertukaran tahanan Israel dengan pejuang Palestina.

Laporan itu juga mencatat bahwa kendaraan militer Israel melanggar batas wilayah yang telah disepakati sebanyak 32 kali, menembaki warga sipil, dan melakukan perataan lahan di beberapa daerah.

Pasukan Israel yang ditempatkan di wilayah utara, timur, dan selatan Gaza menembaki warga sebanyak 27 kali, menyebabkan sekitar 100 orang terluka. Wilayah yang sama juga mengalami 13 kali serangan artileri.

Pada 4 Februari, tentara Israel menahan beberapa pengemudi truk bantuan di perbatasan Kerem Shalom, Gaza selatan, dan menginterogasi mereka sebelum melepaskan mereka.

Selain itu, pesawat pengintai Israel terdeteksi tiga kali terbang di atas Kota Gaza dan mengeluarkan ancaman kepada warga setempat.

Pada 19 Februari, tentara Israel membakar sebuah truk bermuatan bantuan kemanusiaan di daerah bandara, timur Rafah, setelah mengepungnya.

Sebagai bagian dari pelanggarannya, Israel juga melarang banyak keluarga tahanan asal Tepi Barat yang diasingkan ke luar negeri untuk bepergian dan bertemu dengan anggota keluarga mereka yang baru dibebaskan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here