Dua warga Palestina gugur pada Senin ini akibat tembakan pasukan pendudukan Israel di tengah Kota Rafah, selatan Jalur Gaza. Pasukan Israel juga menembaki beberapa wilayah di utara dan selatan Gaza, meskipun ada perjanjian gencatan senjata.

Menurut laporan Kantor Berita Palestina (WAFA), sebuah helikopter Israel menembakkan dua rudal ke sebuah lokasi di daerah Al-Mawasi, barat Khan Younis, yang menyebabkan tiga warga mengalami luka-luka.

Sementara itu, daerah Karam Abu Muammar di timur laut Rafah mengalami serangan artileri, meskipun belum ada laporan awal mengenai korban jiwa atau luka.

Sejak pengumuman gencatan senjata di Jalur Gaza pada 19 Januari lalu—berdasarkan kesepakatan yang dimediasi antara Hamas dan Israel—sebanyak 116 jenazah syahid telah tiba di rumah sakit Gaza, sebagian besar merupakan jasad yang berhasil dievakuasi, serta 490 korban luka lainnya.

Perkembangan ini terjadi di tengah penolakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk melanjutkan tahap kedua perjanjian gencatan senjata di Gaza. Di saat yang sama, pasukan pendudukan terus menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza selama dua hari berturut-turut.

Kecaman terhadap Israel

Netanyahu memerintahkan penghentian total masuknya barang dan pasokan ke Gaza sejak Minggu pagi. Keputusan ini langsung dikecam oleh Hamas yang menyebutnya sebagai “pengkhianatan” terhadap perjanjian yang telah disepakati.

Dalam pernyataannya, kantor Netanyahu menyebut penghentian pasokan dilakukan karena Hamas menolak rencana yang diajukan oleh utusan Amerika Serikat, Steven Whitecoff, untuk melanjutkan pembicaraan.

Sementara itu, organisasi kemanusiaan Oxfam mengecam keputusan Israel dengan menyebutnya sebagai “tindakan gegabah dan bentuk hukuman kolektif yang dilarang dalam hukum internasional,” sebagaimana dikutip oleh The Washington Post.

Laporan media AS itu juga mengutip pernyataan Médecins Sans Frontières (Dokter Lintas Batas) yang memperingatkan bahwa “penggunaan bantuan kemanusiaan sebagai alat tawar-menawar oleh Israel akan membawa dampak yang menghancurkan.”

Komite Palang Merah Internasional turut mendesak agar segala upaya dilakukan untuk mempertahankan gencatan senjata di Gaza, menyelamatkan nyawa, dan menyatukan kembali keluarga yang terpisah akibat konflik.

Keputusan Netanyahu untuk memblokade bantuan ini terjadi setelah ia menghambat negosiasi tahap kedua perjanjian gencatan senjata, yang seharusnya dimulai pada hari ke-16 dari tahap pertama kesepakatan, yakni 3 Februari lalu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here