Spirit of Aqsa, Gaza – Gerakan Fatah menyambut seruan Hamas untuk menyatukan upaya Palestina dalam menghadapi aneksasi Israel atas wilayah Tepi Barat, Ahad (28/6).
Sekretaris Komite Sentral gerakan Fatah, Gabriel Rajoub mengatakan hal ini dalam sebuah pernyataan persnya, ia mengatakan, “Tangan Fatah selalu mengulurkan tangan demi persatuan dan kedudukan yang dekat dan bahwa persatuan adalah salah satu pilar terpenting dari perjuangan nasional Palestina. Tanpa persatuan tak mungkin melawan kesepakatan Deal of Century dan skema aneksasi.
Dia melanjutkan, realitas berbahaya ini mengharuskan kita semua untuk mengesampingkan perbedaan internal, kita harus bersatu dalam front nasional Palestina untuk menggugurkan konspirasi aneksasi dan perundingan Deal of Century. Rakyat Palestina yang pertama dan dunia bersama kita untuk melawan penjajahan. Kita ditunggu untuk mengkhiri perpecahan dan mengembalikan persatuan nasional.
Dalam pernyataannya kemarin Sabtu (27/6) Hamas menyerukan realisasi persatuan sikap Palestina untuk meningkatkan persatuan internal dan menyetujui rencana nasional dalam rangka menghadapi pendudukan serta menggagalkan proyek Zionis yang berbahaya, sebagai dasar pemikiran untuk mengakhiri penjajahan dan mengembalikan hak-hak nasional.”
Gerakan itu menyerukan untuk mengadakan pertemuan para pimpinan nasional dan menyepakati strategi nasional yang komprehensif dalam rangka menghadapi rencana Zionis sera meralisasikan persatuan nasional.
Sebelumnya Hamas dan Jihad Islam juga telah menegaskan kesiapan perlawanan Palestina dalam semua formasinya untuk menghadapi serangan Zionis terhadap rakyat dan meningkatkan tingkat koordinasi dan kerja sama di antara kekuatan-kekuatan perlawanan Palestina, dengan tujuan tidak membiarkan penjajah Israel meneruskan rencananya.
Hal tersebut disampaikan Hamas dan Jihad Islam dalam pernyataan bersama usai pertemuan kedua gerakan tersebut di tingkat kepemimpinan mereka di Jalur Gaza, untuk mempelajari perkembangan politik dan sikap terhadaentingan proyek permukiman Israel dan aneksasi pada Sabtu, 27/6.
Pertemuan tersebut membahas situasi di kota al-Quds dan Tepi Barat secara umum, serta kondisi para tawanan di penjara-penjara penjajah Israel, juga tentang berlanjutnya blokade di Jalur Gaza dan eskalasi Zionis dan pembunuhan di pos-pos pemeriksaan.
Kedua gerakan menegaskan dukungan penuh mereka untuk gerakan rakyat dan nasional di Tepi Barat, al-Quds dan wilayah Palestina 1948 untuk melindungi tanah dalam menghadapi rencana aneksasi. Keduanya menyerukan masyarakat Palestina untuk berpartisipasi seluas-luasnya dalam kegiatan massa dan aksi-aksi lapangan dalam menghadapi permukiman dan terorisme Zionis.
Kedua gerakan menyerukan visi nasional yang diadopsi oleh faksi-faksi kerja nasional dan Islam di Jalur Gaza. Keduanya sepakat untuk mengadopsi visi ini dan bekerja untuk mewujudkan semua tujuannya. (Admin/palinfo)