Spirit of Aqsa- Sejumlah menteri dan pemimpin militer Israel terbunuh, dipecat, atau mengundurkan diri akibat kritik tajam terhadap kinerja pemerintah dan lembaga keamanan Israel setelah operasi Taufan Al-Aqsa yang dilancarkan pejuang Palestina.
Berikut beberapa pemimpin Israel yang digulingkan Taufan Al-Aqsa.
Benny Gantz
Benny Gantz, seorang politisi dan pemimpin militer Israel, lahir pada 1959. Dia bergabung dengan militer Israel pada 1977 dan menduduki berbagai posisi militer hingga menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam dua koalisi pemerintahan.
Gantz juga menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri dan Perdana Menteri Alternatif dalam pemerintahan darurat nasional yang dibentuk oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada April 2020.
Setelah operasi Taufan Al-Aqsa pada Oktober 2023, Gantz bergabung dengan Dewan Perang Israel yang dibentuk untuk mengelola perang di Gaza. Pada Juni 2024, dia mengundurkan diri dari dewan tersebut dan menyerukan pemilihan baru untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional yang lebih solid.
Gadi Eizenkot
Gadi Eizenkot, seorang mantan Kepala Staf Militer Israel, bergabung dengan militer pada 1978. Dia dikenal sebagai perancang strategi “Dahiya,” yang menyerukan penghancuran infrastruktur musuh secara besar-besaran.
Eizenkot terjun ke politik pada 2022 dan menjadi anggota kabinet keamanan Israel setelah operasi “Thufan Al-Aqsa.” Pada Desember 2023, putra sulungnya tewas di Gaza. Dia mengundurkan diri bersama Gantz pada Juni 2024.
Mayor Jenderal Aharon Haliva
Aharon Haliva, kepala intelijen militer Israel, mengundurkan diri pada April 2024 setelah mengakui kegagalannya memprediksi serangan pada 7 Oktober 2023. Haliva menyatakan bahwa kegagalan intelijen di bawah kepemimpinannya adalah tanggung jawabnya.
Ronen Bar
Ronen Bar, kepala Badan Keamanan Dalam Negeri Israel (Shin Bet), juga mengakui kegagalan intelijen dalam mendeteksi operasi Taufan Al-Aqsa. Setelah serangan itu, mantan kepala Shin Bet, Yaakov Perry, mengatakan bahwa Bar akan mengundurkan diri setelah perang berakhir.
Tamir Yadai
Tamir Yadai, seorang komandan pasukan darat Israel, mengundurkan diri pada September 2024 dengan alasan pribadi, meskipun banyak yang percaya pengunduran dirinya terkait dengan krisis di tubuh militer Israel akibat perang Gaza.
Avi Rosenfeld
Komandan Divisi Gaza, Avi Rosenfeld, mengundurkan diri pada Juni 2024 karena gagal melindungi kawasan sekitar Gaza selama serangan pada 7 Oktober 2023.
Israel juga mengumumkan kematian beberapa perwira tinggi selama perang, termasuk Kolonel Asaf Hamami dan Kolonel Yonatan Steinberg, yang tewas dalam serangan pada 7 Oktober 2023.
Perwira Israel yang Tewas
Beberapa perwira Israel tewas dalam serangan di Gaza setelah 7 Oktober 2023, di antaranya:
1. Kolonel Assaf Hamami (41 tahun), komandan Brigade Selatan di Divisi Gaza, tewas dalam serangan 7 Oktober, dan jenazahnya ditahan di Gaza.
2. Kolonel Yonatan Steinberg (42 tahun), komandan Brigade Nahal, tewas dalam baku tembak di dekat penyeberangan Kerem Shalom.
3. Kolonel Leon Bar, seorang perwira senior di Divisi Tepi Barat tentara Israel.
4. Kolonel Roi Youssef Levy (44 tahun), komandan unit multidimensi.
5. Letnan Kolonel Sahar Zion Makhlouf (33 tahun), dari Divisi Gaza, komandan batalion komunikasi.
6. Letnan Kolonel Yonatan Tzur (33 tahun), komandan batalion di Brigade Golani.
7. Letnan Kolonel Elie Ginsburg (42 tahun), seorang perwira di unit komando elit angkatan laut “Shayetet-13”, menjabat di posisi terakhirnya sebagai komandan sekolah “Kontra-Terorisme”.
8. Letnan Kolonel Alim Abdullah (40 tahun), wakil komandan Brigade 300, tewas dalam konfrontasi di perbatasan dengan Lebanon.
9. Letnan Kolonel Maidan Yisrael (35 tahun), Komandan Pasokan Komando di Komando Selatan.
10. Letnan Kolonel Salman Habqa (33 tahun), komandan Batalyon 53, tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza utara.