Spirit of Aqsa– Ahli militer Mayor Jenderal (Purn.) Muhammad Al-Samadi menilai bahwa serangan roket yang dilakukan oleh perlawanan Palestina ke permukiman di sekitar Gaza, setelah 424 hari, mengandung pesan politik dan militer yang kuat.
Hal ini juga menunjukkan bahwa mereka masih memiliki cadangan strategis dari persenjataan roket mereka. Dalam pernyataannya kepada Al Jazeera, Al-Samadi menjelaskan bahwa kelompok perlawanan memiliki berbagai jenis roket, seperti roket berbentuk busur, roket jarak pendek “Rajoom,” serta mortir.
Pernyataan ini muncul setelah Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan serangan ke permukiman Nirim dan Ein HaShlosha di sekitar Gaza pada Senin (4/12) menggunakan beberapa roket “Rajoom” berkaliber 114 mm.
Karakteristik Roket “Rajoom”
Menurut Al-Samadi, roket “Rajoom” dilengkapi dengan kepala peledak berbobot 2-3 kilogram dan memiliki jangkauan hingga 9 kilometer. Ia menjelaskan bahwa serangan ini mengirimkan pesan bahwa tidak ada harapan bagi penduduk permukiman di sekitar Gaza untuk kembali, kecuali jika ada kesepakatan gencatan senjata dan perjanjian damai dengan kelompok perlawanan di Gaza.
Kebijakan Israel di Gaza
Al-Samadi menilai bahwa pemerintah Israel di bawah Benjamin Netanyahu berkomitmen untuk mencegah Hamas kembali menguasai Gaza dan berupaya menghancurkan seluruh kapasitas militer dan pemerintahan Hamas. Israel mengandalkan kerusakan yang telah dialami Hamas dan kemampuan tentaranya untuk membagi wilayah Gaza serta bergerak dengan leluasa di sana.
Namun, Al-Samadi menegaskan bahwa harapan Israel tersebut terbukti gagal. Ia menyebut mustahil mencapai tujuan ini karena perlawanan tetap mampu bertahan dan menyebabkan kerugian, meskipun dengan intensitas yang lebih rendah.
Potensi Gencatan Senjata
Yedioth Ahronoth mengutip sumber yang menyatakan bahwa Israel bersedia mempertimbangkan gencatan senjata demi memulangkan para tahanan mereka, namun bukan untuk mengakhiri perang. Sumber tersebut juga mengungkapkan adanya kemungkinan kesepakatan terkait sandera sebelum pelantikan presiden AS terpilih, Donald Trump.
Menurut laporan yang sama, para pemimpin keamanan dan tim negosiasi Israel telah menyampaikan kepada Netanyahu bahwa saatnya membuat kesepakatan. Pesan mereka jelas: Israel perlu memberikan konsesi signifikan dan mengakhiri perang di Gaza.
Sumber: Al Jazeera