Spirit of Aqsa, Palestina- Benjamin Netanyahu dikabarkan sedang mempertimbangkan pengurangan anggaran kantor pemerintahan dan pengalihan dana untuk menutupi biaya pembantaian di Jalur Gaza.
Channel 12 Israel melaporkan, Kementerian Keuangan menyarankan penutupan 10 kementerian, namun Netanyahu mengatakan bahwa ia akan mengajukan proposal lain yang lebih simbolis dari segi ekonomi.
Langkah ini diambil setelah Gubernur Bank Sentral Israel, Amir Yaron, mendesak Netanyahu untuk segera membatasi pengeluaran publik sebelum pasar bereaksi buruk jika pemerintah gagal melakukannya.
Yaron menyatakan, “Tidak adanya tindakan sekarang untuk menyesuaikan anggaran melalui pengurangan pengeluaran dan pembatalan kementerian yang tidak perlu serta peningkatan pendapatan menghadapi kebutuhan perang, kemungkinan besar akan membebani ekonomi di masa depan.”
The Washington Post melaporkan bahwa pengeluaran pemerintah dan utang di Israel telah meningkat, sementara pendapatan pajak mengalami penurunan. Dampak perang juga dapat mempengaruhi peringkat kredit.
Beberapa ahli memperkirakan, ekonomi Israel akan mengalami kontraksi, dengan perkiraan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) dari 3% pada 2023 menjadi 1% pada 2024, menurut Bank Sentral Israel.
Untuk menghadapi krisis ekonominya, militer Israel baru-baru ini memutuskan menarik sejumlah brigade tempur dari Jalur Gaza, sesuai dengan evaluasi situasi di wilayah tersebut dan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi bagi Israel.
Menurut Radio Pasukan Israel, penarikan ini melibatkan 5 brigade tempur dari perang darat di Gaza, termasuk Brigade Cadangan 551 dan 14, serta 3 brigade latihan.
Keputusan untuk menarik pasukan ini diambil beberapa hari setelah Menteri Keuangan Israel, Tzachi Hanegbi, dan Menteri Pertahanan, Benny Gantz, mengusulkan rencana bantuan keuangan untuk pasukan cadangan di pasukan pendudukan dengan biaya tahunan sekitar 9 miliar shekel (2,5 miliar dolar).
Menurut surat kabar ekonomi Globes, rencana ini diajukan sebelum sumber-sumber yang jelas untuk anggaran negara yang direvisi 2024 ditemukan.
Israel memanggil jumlah tentara cadangan yang rekor, antara 300 hingga 360 ribu tentara, setelah operasi Tsunami Al-Aqsa yang diluncurkan oleh perlawanan Palestina di sepanjang perbatasan Jalur Gaza.