Spirit of Aqsa– Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, hadir di Pengadilan Distrik Tel Aviv pada Senin dalam lanjutan sidang kasus korupsinya setelah jeda selama sebulan.
Sidang ini sempat ditunda pada Desember lalu setelah Netanyahu menjalani operasi.
Media Israel mempublikasikan gambar Netanyahu saat memasuki gedung pengadilan, didampingi oleh dokternya, Tzvi Berkovich.
Pada Jumat, Netanyahu meminta pengadilan untuk menunda sidangnya dengan alasan kondisi kesehatannya, namun permintaan tersebut ditolak.
Netanyahu memohon kepada pengadilan untuk diberi waktu istirahat guna pemulihan dari infeksi akibat operasi prostat yang ia jalani.“Beri saya waktu untuk istirahat,” ujar Netanyahu kepada pengadilan, sebagaimana dikutip oleh harian The Jerusalem Post.
Ini merupakan kali ketujuh Netanyahu hadir di pengadilan dalam kasus korupsinya.
Ia menghadapi tiga kasus korupsi terpisah yang diajukan pada 2019: Kasus 1.000, Kasus 2.000, dan Kasus 4.000, yang mencakup tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Netanyahu membantah semua tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai “rekayasa.”
Sidang Netanyahu, yang dimulai pada 24 Mei 2020, menjadikannya pemimpin Israel pertama dalam sejarah yang bersaksi sebagai terdakwa kriminal.
Berdasarkan hukum Israel, ia tidak diwajibkan mundur dari jabatannya kecuali terbukti bersalah oleh Mahkamah Agung, sebuah proses yang bisa memakan waktu beberapa bulan.
Netanyahu juga menghadapi tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Pada November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kekejaman di Gaza, di mana lebih dari 47.300 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, syahid.
Pada 19 Januari, sebuah kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku, menghentikan perang genosida Israel di Gaza.