Media Israel melaporkan pecahnya perdebatan sengit antara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dengan Kepala Staf IDF, Eyal Zamir, dalam sebuah pertemuan keamanan pada Selasa (5/8). Pokok perdebatan yakni rencana pendudukan penuh atas Jalur Gaza.

Menurut siaran publik Israel, Netanyahu mendesak Kepala Staf untuk mempresentasikan rencana militer bagi pendudukan Gaza kepada kabinet keamanan. Namun permintaan itu langsung memicu kemarahan Halevi, yang menegaskan bahwa rencana tersebut telah dia sampaikan sebelumnya.

Ketegangan memuncak saat Halevi membalas dengan nada tajam: “Mengapa Anda menyerang saya dan membocorkan informasi yang mencemarkan nama saya di tengah perang? Mengapa putra Anda menyerang saya di media?”
Pernyataan itu merujuk pada unggahan Yair Netanyahu, anak dari sang perdana menteri, yang mengecam Halevi secara terbuka.

Netanyahu pun menanggapi, “Jangan mengancam mundur lewat media. Saya tidak akan menerima sikap seperti itu setiap kali rencanamu tidak diterima. Dan soal Yair, dia pria dewasa, bertanggung jawab atas ucapannya sendiri.”

Gaza di Ambang Pendudukan Penuh: Rencana Militer atau Strategi Politik?

Pertengkaran ini terjadi di tengah sinyal kuat dari pemerintahan Netanyahu untuk melanjutkan strategi militer baru dalam perang pemusnahan terhadap rakyat Gaza. Rencana-rencana tersebut (menurut beberapa laporan Israel) mencakup kemungkinan pendudukan total Jalur Gaza, atau pendudukan sebagian seperti Kota Gaza dan kamp-kamp pengungsi di wilayah tengah, atau pengepungan wilayah-wilayah yang diyakini menjadi lokasi tawanan Israel.

Channel 13 Israel melaporkan bahwa Netanyahu menegaskan keputusan akhir soal pendudukan Gaza adalah wewenang tingkat politik, bukan militer.

Namun, Kepala Staf memperingatkan bahwa “pendudukan penuh atas Gaza akan menjadi jebakan strategis dan berisiko besar bagi nasib para tawanan.”

Perpecahan di Tubuh Elit Militer Israel: Menyerbu atau Mengepung?

Sementara itu, Jerusalem Post mengutip sumber internal yang menyebut bahwa Halevi secara pribadi menentang rencana pendudukan penuh. Namun, sang jenderal tetap akan melaksanakan perintah jika keputusan itu telah ditetapkan secara politik.

Channel 12 Israel bahkan melaporkan bahwa Halevi mempertimbangkan untuk merekomendasikan strategi pengepungan terhadap Kota Gaza, disertai operasi khusus terbatas, tanpa pendudukan langsung.

Krisis Kemanusiaan Makin Dalam: Genosida, Kelaparan, dan Pengungsian Total

Sejak Oktober 2023, militer Israel (dengan dukungan penuh Amerika Serikat) telah melancarkan operasi militer paling mematikan di abad ini, yang menurut laporan Palestina dan internasional telah menewaskan lebih dari 61.000 warga Gaza, melukai lebih dari 150.000, dan membuat hampir seluruh populasi mengungsi. Skala kehancurannya disebut-sebut melampaui bencana perang manapun sejak Perang Dunia II.

Parahnya lagi, perang dan blokade brutal Israel telah mengakibatkan kelaparan massal di Gaza. Menurut laporan medis dan kemanusiaan, setidaknya 189 warga Palestina, termasuk 95 anak-anak, syahid akibat kekurangan gizi dan dehidrasi, angka yang terus bertambah setiap hari.

Sumber: Al Jazeera, Media Israel

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here