Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Rabu mengisyaratkan kemungkinan membuka “front yang lebih kuat” di Tepi Barat, sementara pasukan Israel melanjutkan kampanye penghancuran kamp pengungsi dan pengusiran penduduk di Jenin, Tulkarm, dan Nablus.
Dalam kunjungannya ke unit penyamaran Pasukan Perbatasan di Tepi Barat yang diduduki, Netanyahu menyatakan bahwa Israel sedang bersiap menghadapi eskalasi yang dapat memperluas dan memperkuat konflik di wilayah tersebut.
Dia mengatakan hal ini terjadi di saat tentara Israel sedang terlibat dalam pertempuran sengit di Jalur Gaza. Kunjungan Netanyahu ke unit penyamaran, yang bertanggung jawab atas operasi rahasia termasuk pembunuhan, terjadi sehari setelah Israel melanjutkan serangannya di Gaza.
Kunjungan ini juga bertepatan dengan agresi yang terus dilakukan pasukan pendudukan terhadap kota-kota dan kamp-kamp pengungsi di bagian utara Tepi Barat.
Kampanye Penghancuran di Tepi Barat Sejak Januari, agresi militer Israel di wilayah ini telah mengakibatkan puluhan warga Palestina syahid, puluhan ribu lainnya terpaksa mengungsi, serta kerusakan luas terhadap infrastruktur.
Israel telah mengerahkan tank-tanknya ke Jenin untuk pertama kalinya sejak 2022 dan semakin sering menggunakan persenjataan yang lebih mematikan, termasuk pesawat tempur dan drone.
Seruan Perlawanan dari Hamas
Sebagai respons terhadap serangan ini, gerakan Hamas pada hari Rabu menyatakan bahwa pasukan pendudukan terus melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat, di tengah pembantaian brutal yang terjadi di Gaza.
Hamas juga menegaskan bahwa kejahatan genosida terhadap warga sipil tak bersenjata terus berlangsung. Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyerukan kepada seluruh warga Palestina di Tepi Barat, Al-Quds, dan wilayah pendudukan lainnya untuk terus melakukan perlawanan terhadap pendudukan Israel dan para pemukim sebagai bentuk dukungan bagi rakyat Gaza serta sebagai respons terhadap agresi yang berlanjut di kamp-kamp pengungsi Tepi Barat.
Hamas juga meminta para pemuda revolusioner untuk terus melakukan perlawanan dengan segala cara yang tersedia sebagai bentuk keteguhan dan perlawanan terhadap penjajahan. Dalam pernyataan tersebut, Hamas mengkritik diamnya komunitas internasional terhadap apa yang disebutnya sebagai perang pemusnahan yang dilakukan oleh Israel di Gaza dan Tepi Barat.
Hamas juga menyoroti niat tentara pendudukan Israel untuk menghancurkan bangunan-bangunan perumahan di kamp Jenin, menyebutnya sebagai kejahatan baru. Mereka mencatat bahwa Israel telah menghancurkan lebih dari 512 rumah dan bangunan di kamp tersebut, menyebabkan lebih dari 21.000 warga mengungsi.
Penghancuran Berlanjut
Di tengah serangan yang terus berlangsung, tentara Israel pada hari Rabu mengumumkan rencananya untuk meledakkan lebih dari 95 rumah tambahan di kamp Jenin, sebagai bagian dari operasi militernya yang telah berlangsung selama hampir dua bulan. Militer Israel mengklaim bahwa penghancuran rumah-rumah ini dilakukan untuk “keperluan militer”.
Sementara itu, Wali Kota Jenin, Muhammad Jarrar, mengatakan bahwa serangan Israel telah menghancurkan seluruh infrastruktur di kamp tersebut. Ia menambahkan bahwa sebagian besar penduduk kamp dan lingkungan sekitarnya telah diusir dari rumah mereka.
Di kamp pengungsi Tulkarm, sumber-sumber lokal melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel telah mengosongkan distrik Hadayda dan distrik Bandara di kamp tersebut. Di kamp Nur Shams, juga di Tulkarm, pasukan Israel pada hari Rabu menghancurkan enam bangunan, yang masing-masing terdiri dari beberapa apartemen.
Di kamp Al-Ain di kota Nablus, pasukan pendudukan memaksa keluarga-keluarga Palestina untuk mengosongkan 50 rumah di bawah ancaman senjata dan mengubahnya menjadi pangkalan militer. Brigade Al-Quds—batalion Nablus—melaporkan bahwa mereka, bersama dengan kelompok-kelompok perlawanan lainnya, telah terlibat dalam pertempuran sengit dengan pasukan Israel yang menyerbu kamp Al-Ain.
Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz, baru-baru ini menyatakan bahwa sekitar 40.000 warga Palestina telah “dievakuasi” dari kamp-kamp pengungsi di Jenin, Tulkarm, dan Nur Shams.
Eskalasi Serangan di Tepi Barat
Dalam perkembangan lain di Tepi Barat, Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa dua warga Palestina terluka akibat tembakan pasukan pendudukan Israel dalam bentrokan di kota Beit Furik, sebelah timur Nablus.
Tak jauh dari Nablus, pasukan pendudukan juga menyerbu desa Madama, sementara pemukim Israel menyerang desa Jalud di wilayah yang sama, menurut laporan sumber-sumber lokal.
Sementara itu, media Israel melaporkan bahwa sebuah bus yang membawa pemukim Israel mengalami kerusakan setelah dilempari batu di dekat kota Hizma, sebelah timur laut Yerusalem yang diduduki
. Sejak operasi “Taufan Al-Aqsa” dimulai, eskalasi kekerasan oleh Israel di Tepi Barat telah menyebabkan lebih dari 937 warga Palestina syahid, 7.000 lainnya terluka, dan 15.000 ditangkap, menurut data resmi Palestina.