Spirit of Aqsa, Suriah – Perang yang berkecamuk di Suriah seja 2011 lalu memaksa ratusan ribu warga sipil harus mengungsi. Akhir tahun lalu, Anadolu Agency merilis sebuah warta tentang 284 ribu penduduk Suriah menyelamatkan diri dari pengeboman di Idlib, Suriah. Mereka menjadi perbatasan Turki-Suriah sebagai destinasi tempat mengunsi.
Pergerakan penduduk Suriah itu bahkan sudah terjadi sejak November 2019. Mereka mencoba menyambung kehidupan di tanah konflik meski dalam kondisi kurang baik.
Kondisi mereka semakin memprihatinkan ketika memasuki musim dingin ekstrem. Puncak musim dingin di Suriah bisa mencapai -20 derajat celcius. Kondisi itu tentu bukan kabar baik baik para pengungsi. Konflik kemanusiaan yang tak kunjung usai membawa dampak buruk bagi para pengungsi.
Penduduk Suriah yang telah mengungsi ke kamp-kamp pengungsian di perbatasan Turki hingga Lebanon pun tak lekang dari hantaman musim dingin. Di bawah tenda pengungsian yang seadanya, penduduk Suriah harus bertahan hidup.
Selain menghadapi kebutuhan pangan yang minim, mereka juga harus bersiap dengan ancaman bencana yang datang kala musim dingin, seperti banjir serta badai.
Menjelang akhir tahun 2020 kali ini pun, penduduk Suriah, masih harus menghadapi ancaman musim dingin. Ancaman ini dirasakan mereka yang masih berada di dalam wilayah negara tersebut, maupun sedang mengungsi di negara sekitarnya. (Moe/AA)