Spirit of Aqsa- Media Israel melaporkan, militer Israel telah meningkatkan kesiagaan dan memperkuat pasukannya di kawasan Netzarim, Gaza, untuk mencegah pengungsi Palestina di Jalur Gaza selatan kembali ke rumah mereka di Jalur Gaza utara.
Langkah ini diambil setelah munculnya pesan-pesan “palsu” yang tersebar di media sosial, mengklaim bahwa militer Israel akan mengizinkan warga Gaza melintasi wilayah dari selatan ke utara.
Pada akhir bulan lalu, surat kabar Israel *Yedioth Ahronoth* melaporkan bahwa militer Israel telah memperluas koridor Netzarim, yang membagi Gaza menjadi dua bagian: utara dan selatan, sesuai dengan citra satelit yang dirilis.
Surat kabar itu juga menyebut bahwa perluasan ini merupakan bagian dari upaya militer Israel baru-baru ini.
Koridor ini menjadi salah satu poin krusial dalam pembicaraan gencatan senjata yang saat ini berada pada tahap kritis, dengan Hamas menuntut penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginginkan mekanisme yang mencegah pergerakan pejuang dari selatan ke utara Gaza.
Sejak 7 Oktober lalu, Israel telah melancarkan serangan besar-besaran di Gaza dengan dukungan Amerika Serikat, yang telah menyebabkan lebih dari 133 ribu warga Palestina menjadi syahid atau terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 10 ribu orang hilang.
Meskipun ada dua resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan penghentian segera perang dan perintah Mahkamah Internasional untuk mengambil langkah-langkah mencegah genosida dan memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza, Israel tetap melanjutkan kampanye militernya dengan mengabaikan keputusan internasional tersebut.