Spirit of Aqsa, Palestina- Koran Israel, Yedioth Ahronoth, dengan keras mengkritik operasi militer Israel di Jalur Gaza. Menurut koran tersebut, militer Israel harus berpacu dengan waktu untuk mencari citra kemenangan.
Namun, Yedioth menilai militer Israel justru tidak mampu melemahkan Hamas meski sudah diserang selama 66 hari. Hamas masih kuat secara politik dan militer.
“Operasi militer tersebut tidak berkontribusi pada pembebasan tahanan Israel yang ditahan oleh faksi-faksi Palestina, yang mewajibkan tentara untuk tetap berperang di front Gaza sampai 2024,” tulis Yedioth, Selasa (12/12).
Yedioth menyinggung PM Benjamin Netanyahu yang hanya berbicara tentang kelanjutan invasi darat, tapi tidak pernah merinci pencapai apapun. Netanyahu juga cuma menyebut militer masih memerlukan banyak waktu.
Sementara, analis militer Amos Harel menulis sebuah artikel di surat kabar Haaretz berjudul “Hamas sedang terkikis, dan tentara Israel bertanya-tanya bagaimana cara memasarkan kemenangan?”
Dia percaya bahwa Israel tidak mampu melenyapkan Hamas. Bahkan, operasi darat tidak akan melemahkan kekuatan gerakan militer Hamas.
“Tentara Israel, yang sangat menyadari bahwa hitungan mundur untuk mengakhiri perang di Gaza telah dimulai, sedang bingung dan tersesat, bertanya-tanya bagaimana cara memasarkan citra “kemenangan” kepada publik Israel setelah menarik diri dari Jalur Gaza dan mempertahankannya,” tutur Harel.