Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, secara terbuka mengakui bahwa militer Israel tidak hanya melakukan kejahatan perang di Jalur Gaza, tetapi juga di Tepi Barat yang diduduki, dan itu terjadi setiap hari.
Dalam wawancara dengan lembaga penyiaran resmi Israel pada Rabu (15/5), Olmert mengecam pernyataan sejumlah menteri di kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ia secara khusus menyoroti pernyataan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang pernah menyerukan pembakaran Desa Huwara di utara Tepi Barat.
“Siapa pun yang menyerukan pembakaran desa-desa Palestina berarti menyerukan genosida,” tegas Olmert.
Ia menambahkan, “Kejahatan perang tidak hanya terjadi di Gaza. Setiap hari, kejahatan serupa dilakukan di Tepi Barat oleh warga Israel, tanpa dicegah oleh polisi atau tentara. Bahkan seringkali dibiarkan begitu saja.”
Olmert, yang pernah memimpin pemerintahan Israel pada periode 2006–2009, menyebut perang yang dilancarkan Israel di Gaza saat ini sebagai perang politis tanpa arah dan tanpa tujuan.
“Perang ini tidak akan mengembalikan satu pun tawanan. Justru akan menyebabkan kematian lebih banyak tentara Israel,” ujarnya.
Perang Genosida Terus BerlanjutSejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan agresi brutal terhadap Jalur Gaza yang digambarkan berbagai lembaga internasional sebagai perang genosida.
Kampanye militer ini mencakup pembunuhan massal, penghancuran infrastruktur sipil, pemblokadean bantuan kemanusiaan, hingga pengusiran paksa warga.
Serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 175 ribu warga Palestina menjadi syahid atau terluka, mayoritas di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Lebih dari 11 ribu orang masih dinyatakan hilang, sementara ratusan ribu lainnya terusir dari rumah mereka.
Laporan juga mencatat bahwa kelaparan akut telah merenggut banyak nyawa, termasuk anak-anak.
Israel tetap mengabaikan seluruh seruan internasional dan putusan Mahkamah Internasional (ICJ) yang memerintahkan penghentian agresi dan perlindungan terhadap warga sipil.
Sumber: Anadolu Agency