Spirit of Aqsa-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, warga Jalur Gaza menghadapi “kelaparan yang sangat parah dan kondisi mirip kelaparan.” Ratusan anak-anak di daerah tersebut terancam meninggal dunia karena kelaparan yang diakibatkan krisis pangan dan blokade bantuan oleh Israel.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, membantah tuduhan Israel yang menyebut Gaza menerima makanan yang cukup dan berkualitas. Dia menegaskan, lebih dari 8.000 anak di bawah lima tahun telah didiagnosis dan diobati dari malnutrisi akut, termasuk 1.600 anak yang mengalami malnutrisi akut berat.

Lantaran masalah keamanan dan akses yang terbatas, hanya dua pusat stabilisasi untuk pasien malnutrisi akut yang bisa beroperasi. Ketidakmampuan WHO untuk menyediakan layanan kesehatan dengan aman juga menyebabkan kurangnya air bersih dan sanitasi, yang meningkatkan risiko malnutrisi pada anak-anak.

Martin Griffiths, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, memperkirakan, setengah dari populasi Gaza akan menghadapi kematian dan kelaparan pada pertengahan Juli mendatang.

“Konflik di Sudan dan Gaza semakin tidak terkendali, mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan,” ujar Griffiths, dikutip Aljazeera Arabic, Kamis (13/6/2024).

Seorang pejabat pemerintah di Gaza mengatakan, kelaparan di Jalur Gaza utara sudah mencapai tingkat katastropik dan sebagian besar bahan makanan telah habis. Ratusan anak-anak dan pasien terancam meninggal dunia akibat kelaparan.

Kantor berita resmi Palestina (Wafa) memperingatkan, ancaman kelaparan mengintai wilayah Gaza dan utara. Sementara, krisis keamanan pangan di wilayah tengah dan selatan semakin memburuk. Jumlah truk bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza minggu ini menurun 12% dari minggu lalu, dengan hanya 224 truk yang masuk melalui titik di barat Beit Lahia, sebagian besar berisi tepung.

Anas Al-Sharif, reporter Al Jazeera, melaporkan situasi kemanusiaan yang sulit di Kamp Jabalia, Jalur Gaza utara. Warga disana kekurangan bahan makanan akibat blokade Israel. Warga berkerumun di beberapa titik untuk mendapatkan makanan matang setelah pasar kehabisan bahan pokok dan kekurangan air, serta penghancuran dan pembakaran gudang utama UNRWA oleh Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza memperingatkan tentang penghentian operasional rumah sakit dan pusat kesehatan serta satu-satunya stasiun oksigen di Gaza akibat blokade bahan bakar oleh Israel. Hal ini mengancam nyawa puluhan pasien dan obat-obatan di lemari pendingin terancam rusak.

Kementerian mendesak semua lembaga terkait untuk segera mengintervensi pengiriman bahan bakar, generator listrik, dan suku cadang yang diperlukan untuk perawatan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here