Spirit of Aqsa | Faksi-faksi Palestina, Selasa (17/11) memaparkan penolakan mutlak terhadap deklarasi normalisasi otoritas Palestina dengan penjajah Israel, dan menganggapnya sebagai kudeta terhadap semua kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan dengan para sekjen faksi Palestina, yang digelar di Beirut pada awal September lalu.

Anggota pimpinan Fatah yang juga menteri sosial Palestina, Husain al-Syaih menginformasikan kembalinya hubungan normalisasi otoritas Palestina dengan Israel seperti sebelumnya.

Lewat akun Twitternya, al-Syaikh menyatakan, “Dalam konteks komunikasi yang dibangun Presiden Palestina terkait komitmen Israel terhadap kesepakatan sebelumnya, baik lewat pesan resmi, tertulis dan lisan, yang menegaskan komitmen Israel terhadap kesepakatan, maka hubungan kerjasama akan kembali dibangun dengan Israel, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Hamas Mengecam Keras

Gerakan perlawanan Islam “Hamas” mengutuk keras keputusan otoritas Palestina kembali berhubungan dengan penjajah zionis.

Dalam keterangan persnya, Hamas menyatakan bahwa otoritas telah mengabaikan semua nilai dan norma nasional, dan semua capaian yang disepakati dalam pertemuan bersejarah para sekjen faksi Palestina.

Hamas menambahkan, keputusan tersebut merupakan tikaman terhadap upaya nasional dalam membangun kontribusi nasional bersama, dan strategi perjuangan melawan penjajah, aneksasi, normalisasi dan deal of century, dan bersamaan dengan deklarasi pembangunan ribuan unit permukiman zionis di kota suci Al-Quds.

Langkah otoritas ini sama dengan legalisasi terhadap konvoi normalisasi sejumlah rezim Arab yang pernah dikecam dan ditolaknya.

Hamas meminta pihak otoritas Palestina untuk segera mencabut keputusannya, dan tidak menggadaikan Palestina terhadap pihak lain. Karena Palestina hanya bisa merdeka dan mampu mengusir penjajah dengan persatuan nasional, serta agenda perjuangan menyeluruh dan strategi bersama dalam mengusir penjajah.

Kudeta Atas Upaya Kontribusi

Gerakan Jihad Islami di Palestina mengecam keras kembalinya hubungan normalisasi antara otoritas di Ramallah dan penjajah zionis.

Dalam rilis yang diterima Pusat Informasi Palestina, Jihad Islami menyatakan, keputusan kembali bekerjasama dengan penjajah merupakan kudeta terhadap semua upaya kontribusi nasional, dan bersekutu dengan penjajah, serta meninggalkan aliansi nasional Palestina. Langkah tersebut merupakan keluar dari semua hasil pertemuan dan kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan faksi-faksi Palestina, dan menghambat upaya rekonsiliasi internal Palestina.

Ditambahkan Jihad Islami, bahwa hubungan otoritas dengan penjajah zionis artinya mendukung dan mendorong normalisasi pengkhianatan yang ditolak semua pihak Palestina.

Disebutkan bahwa mengharap bantuan kepada Amerika dan bersekutu dengan rezim Arab yang bekerjasama dengan Israel, sama dengan membuka peluang berlanjutnya konspirasi terhadap persoalan Palestina.

Jihad Islami menegaskan, bangsa Palestina berjuang tidak akan pernah menyerah dan tunduk kepada musuh, namun justru akan menambah komitmen terhadap agenda perlawanan sebagai satu-satunya jalan untuk membebaskan Palestina dan mengembalikan hak-haknya.

Jihad menyerukan untuk merapikan barisan nasional dan komitmen pada hak-hak perlawanan, dan menolak semua bentuk hubungan dengan penjajah, dan mengkriminalkan penjajah dan sekutunya.

Penolakan dan kecaman yang sama disampaikan semua faksi-faksi Palestina di Gaza.(PIC)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here