Spirit of Aqsa- Gaza kembali dikejutkan dengan pemandangan mengerikan ketika jasad para syuhada yang tergeletak di jalanan menjadi mangsa anjing liar. Beberapa jasad telah berubah menjadi tengkorak dan potongan tubuh yang berserakan di wilayah utara Gaza.
Tragedi ini terjadi karena pasukan pendudukan Israel selama lebih dari 50 hari melarang tim medis dan pertahanan sipil mengakses lokasi untuk mengevakuasi jenazah, di tengah blokade ketat dan serangan udara yang terus berlangsung.
Video yang dirilis oleh Al Jazeera, memperlihatkan anjing liar memakan jasad para syuhada yang tergeletak di jalanan utara Gaza, memicu kemarahan dan kesedihan di media sosial. Banyak netizen Palestina dan dunia Arab mengecam kejadian tersebut, menggambarkannya sebagai kejahatan yang melampaui batas kemanusiaan.
Seorang sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ratusan jasad syuhada, termasuk wanita dan anak-anak, masih tergeletak di jalanan kamp pengungsi Jabalia, Beit Lahia, dan Beit Hanoun. Setiap kali warga mencoba mengevakuasi jenazah, mereka menjadi sasaran serangan drone Israel, yang menambah jumlah korban jiwa.
Menurut sumber tersebut, banyak korban luka dibiarkan berdarah selama berhari-hari hingga akhirnya meninggal karena tidak ada yang dapat memberikan pertolongan akibat blokade ketat Israel.
Seorang aktivis, melalui akun media sosialnya, menyebut insiden ini sebagai kejahatan ganda: “Menembak warga sipil tak bersenjata, melarang mereka mendapatkan pertolongan, dan membiarkan jasad mereka dimangsa anjing liar. Ini adalah terorisme terorganisir terhadap kemanusiaan.”
Sementara itu, Hamas mengecam keras kejadian tersebut, menyebutnya sebagai bukti kejahatan perang Israel. Dalam pernyataannya, Hamas menyatakan bahwa tindakan pasukan Israel yang membiarkan jasad syuhada dimakan anjing liar mencerminkan tingkat kebrutalan dan dehumanisasi rezim tersebut.
Hamas juga menyoroti serangan sistematis terhadap fasilitas kesehatan di Gaza, termasuk rumah sakit Kamel Adwan di Beit Lahia, yang terus menjadi target serangan pasukan Israel, melumpuhkan upaya medis dan kebutuhan dasar warga Gaza.
Israel, yang melancarkan serangan darat di Gaza utara sejak 5 Oktober, dituduh ingin mengubah wilayah itu menjadi zona penyangga dengan memaksa penduduknya keluar melalui serangan brutal dan blokade total terhadap pasokan makanan, air, dan obat-obatan.
Sementara dunia menyaksikan tragedi ini, banyak pihak mempertanyakan, “Di mana hukum internasional ketika rakyat Gaza dibombardir siang dan malam? Apakah kemanusiaan telah mati di Gaza?”
Sumber: Al Jazeera