Spirit of Aqsa- Seorang anak perempuan Palestina syahid ditembak di dekat Nablus, Tepi Barat, pada Jumat (8/9/2024) waktu setempat.

Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan, Banna Bakr (13 tahun) meninggal dunia setelah ditembak oleh pasukan Israel di desa Qaryut, sebelah tenggara Nablus. Dua pria lainnya juga terluka dalam insiden itu.

Media Palestina melaporkan, Banna syahid terkena tembakan saat berada di dalam rumahnya. sekelompok pemukim Israel menyerbu desa itu dan menyerang rumah-rumah warga Palestina dengan perlindungan tentara Israel, yang kemudian menyebabkan bentrokan. Selama bentrokan itu, pasukan Israel menembakkan peluru tajam ke arah rumah-rumah, mengakibatkan Banna syahid.

Tentara Israel mengklaim bahwa mereka hanya menembakkan peluru ke udara dalam upaya untuk menghentikan apa yang mereka sebut sebagai “perkelahian” antara warga Palestina dan pemukim Israel di Qaryut.

Sementara itu, di desa Burin, selatan Nablus, terjadi bentrokan antara pemuda Palestina dan pasukan Israel pada Jumat malam. Sumber Palestina melaporkan adanya beberapa orang yang mengalami sesak napas akibat gas air mata yang ditembakkan oleh tentara Israel.

Di tempat lain, pemukim Israel melukai beberapa warga Palestina di Hebron, Tepi Barat selatan, setelah mereka menyerang dan melarang warga Palestina menggunakan sumber air di wilayah tersebut.

Dalam insiden lainnya, kantor berita resmi Palestina, Wafa, melaporkan bahwa sekelompok pemukim Israel mendirikan tenda di situs bersejarah Bir Ma’in di Hebron, dalam upaya mereka untuk menguasai situs-situs bersejarah di daerah itu.

Di sisi lain, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memasukkan Tepi Barat sebagai target perang. Menurut surat kabar Maariv, Ben Gvir mengirim surat kepada Netanyahu, mendesaknya untuk mengalahkan Hamas dan kelompok “teroris” lainnya di Tepi Barat mengingat peningkatan eskalasi keamanan.

Ben Gvir juga menyoroti meningkatnya aktivitas Iran dalam memperluas “terorisme” dan penyelundupan senjata ke Tepi Barat, serta melaksanakan serangan dan tindakan kekerasan lainnya. Dia meminta agar permintaannya ini segera dibahas dalam pertemuan kabinet berikutnya untuk menentukan langkah-langkah konkret yang bisa diambil.

Sebelumnya, tentara Israel menyatakan bahwa operasi militernya di wilayah utara Tepi Barat akan terus berlanjut hingga semua tujuan tercapai. Mereka mengklaim telah menewaskan 14 orang Palestina yang disebut sebagai “militan” selama operasi yang berlangsung selama 10 hari.

Menurut laporan, tentara Israel juga menghancurkan sejumlah alat peledak, melancarkan empat serangan udara, dan menangkap lebih dari 30 orang. Selain itu, mereka menghancurkan sejumlah “struktur teroris,” termasuk gudang bawah tanah.

Operasi militer ini dimulai pada 28 Agustus dengan alasan untuk membongkar jaringan perlawanan dan mencegah serangan potensial, melibatkan kota dan kamp pengungsi di Jenin, Tulkarm, Tubas, dan Far’a. Operasi ini telah menyebabkan kehancuran besar di infrastruktur daerah tersebut.

Sejak dimulainya operasi militer besar-besaran Israel pada 7 Oktober, Tepi Barat telah mengalami peningkatan kekerasan militer yang menyebabkan 691 warga Palestina tewas, 5700 terluka, dan sekitar 11.000 orang ditangkap.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here