Spirit of Aqsa- Pada Rabu dini hari, tentara Israel meledakkan sebuah rumah milik warga Palestina di kota Qalqiliya, di utara Tepi Barat yang diduduki. Selain itu, mereka juga memperluas agresi di sejumlah kota di Jenin serta menangkap 30 warga Palestina dalam operasi penyerbuan yang dilakukan di berbagai wilayah Tepi Barat.
Saksi mata melaporkan bahwa pasukan Israel, dengan kendaraan militer dan truk yang membawa peralatan, terlihat memasuki Qalqiliya. Mereka menyerbu rumah milik syahid Ali Khalil, memaksa warga di bangunan sekitar untuk mengungsi, lalu meledakkan rumah berlantai tiga itu sebanyak dua kali, hingga sebagian besar bagiannya hancur.
Agresi militer Israel terus berlanjut di kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat utara. Pasukan pendudukan juga menyerbu kota Qabatiya dan Arraba, di selatan Jenin.
Saksi mata menyebut bahwa pasukan Israel memasuki Qabatiya dengan membawa buldoser lapis baja, merusak jalan serta fasilitas umum, mengubah rumah-rumah warga menjadi pos militer, serta menggerebek sejumlah rumah dan menangkap beberapa warga Palestina.
Sementara itu, platform berita Palestina melaporkan terjadinya bentrokan bersenjata antara pejuang Palestina dan pasukan pendudukan di Qabatiya, di tengah agresi Israel yang telah berlangsung selama 51 hari berturut-turut di kamp pengungsi.
Rekaman yang diunggah oleh media Palestina memperlihatkan dampak kehancuran infrastruktur akibat serangan pasukan pendudukan di Qabatiya.
Di kota Arraba, tentara Israel menangkap sejumlah warga Palestina dan membawa mereka untuk diinterogasi di salah satu fasilitas di kota tersebut, yang sebelumnya telah diubah menjadi pos militer.
Penangkapan Massal di Azzun dan Tulkarm
Tentara Israel juga melancarkan gelombang penangkapan besar-besaran di kota Azzun, sebelah timur Qalqiliya, yang menyebabkan lebih dari 100 warga Palestina ditangkap. Namun, mereka kemudian dibebaskan.
Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa pasukan pendudukan juga menggerebek rumah-rumah warga Palestina di lingkungan Dhanaba dan Shweika di kota Tulkarm, Tepi Barat utara, dalam operasi yang berlangsung di tengah agresi Israel yang telah memasuki bulan kedua di wilayah tersebut.
Sejak 21 Januari lalu, tentara pendudukan Israel terus melakukan agresi di Tepi Barat utara, menyebabkan kehancuran besar pada infrastruktur, menghancurkan dan meledakkan ratusan rumah, serta memaksa sekitar 40.000 warga Palestina mengungsi secara paksa.
Rencana Ekspansi Permukiman Ilegal
Sementara itu, pada hari yang sama, Dewan Perencanaan Tinggi Israel mengadakan pertemuan untuk membahas percepatan pembangunan lebih dari 1.400 unit permukiman baru di berbagai permukiman ilegal di Tepi Barat. Sebagian besar dari unit tersebut akan dibangun di permukiman Talmon, barat laut Ramallah, dengan 968 unit yang direncanakan di sebuah kawasan baru yang akan menghubungkan permukiman tersebut dengan permukiman lain di sebelah baratnya.
Selain itu, 464 unit tambahan akan dibangun di permukiman Yakir, barat kota Nablus, di utara Tepi Barat.
Gerakan anti-permukiman Israel, Peace Now, menyebut bahwa rencana yang sedang dibahas kali ini mencakup jumlah unit permukiman terbesar yang pernah disetujui sejak Dewan Perencanaan Tinggi mulai mengadakan pertemuan mingguan. Dengan rencana baru ini, jumlah total unit permukiman yang telah disetujui sejak awal tahun ini meningkat menjadi 8.956 unit.
Sejak dimulainya perang genosida di Gaza, tentara pendudukan Israel dan pemukim ilegal Yahudi semakin meningkatkan serangan mereka di Tepi Barat, termasuk di Yerusalem Timur. Agresi ini telah menyebabkan lebih dari 934 warga Palestina gugur sebagai syahid, sekitar 7.000 lainnya terluka, dan 15.640 orang ditangkap, menurut data resmi Palestina.