Spirit of Aqsa- Organisasi Palestinian Prisoners’ Club melaporkan pada Selasa (15/10), otoritas penjara Israel menggunakan penyakit kudis sebagai alat penyiksaan terhadap tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Dalam pernyataannya, mereka menyebutkan bahwa penyakit kudis (scabies) menjadi salah satu masalah kesehatan utama yang dialami tahanan, dengan tanda-tandanya jelas terlihat di tubuh mereka setelah dibebaskan. Hasil pemeriksaan medis juga mengungkapkan bahwa para tahanan mengalami masalah kesehatan lain akibat penyakit tersebut.
Organisasi tersebut menuduh otoritas penjara Israel menjadikan kudis sebagai alat untuk menyiksa tahanan. Selain itu, hak atas perawatan medis yang seharusnya diperoleh tahanan telah diubah menjadi sarana penyiksaan selama puluhan tahun.
Salah satu mantan tahanan yang dibebaskan dari Penjara Ramon di Israel selatan, menyebutkan bahwa pihak penjara menyebut bagian penjara tempat mereka ditahan sebagai “bagian zombie” karena penyakit tersebut telah merusak penampilan fisik para tahanan.
Sebagian besar tahanan yang dibebaskan dilaporkan menderita masalah kesehatan, beberapa di antaranya kronis dan memerlukan perawatan medis lebih lanjut. Organisasi tersebut juga merilis foto-foto tahanan yang baru dibebaskan, dengan perubahan drastis pada kondisi fisik mereka akibat penyiksaan yang dialami selama ditahan, termasuk penyiksaan medis, kelaparan, dan bentuk-bentuk penyiksaan lainnya.
Di antara para tahanan yang dibebaskan, termasuk seorang anak bernama Iyad, berusia 15 tahun, dari Kamp Pengungsi Shuafat, Yerusalem Timur, yang mengalami kondisi kesehatan sangat buruk akibat terinfeksi penyakit kudis selama penahanan.
Sejak dimulainya serangan besar-besaran Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel telah menangkap lebih dari 11.300 warga Palestina dari Tepi Barat dan ribuan lainnya dari Gaza.
Sebelumnya, Palestinian Prisoners’ Affairs Commission dalam laporannya pada Juni 2023 telah mengungkapkan bagaimana Israel melakukan kejahatan terhadap anak-anak tahanan di penjara-penjaranya.
Mereka melaporkan bahwa anak-anak ini menderita akibat kondisi penjara yang penuh sesak, kekurangan akses untuk mandi, pakaian yang sangat minim, serta tidak diberikan sabun dan disinfektan, yang menyebabkan penyebaran penyakit kudis di kalangan mereka.
Sumber: Anadolu Agency