Spirit of Aqsa– Yedioth Ahronoth melaporkan, Israel tidak akan melancarkan serangan besar terhadap Hizbullah di Lebanon sebelum pemilihan umum Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan penolakan dari pemerintahan Demokrat yang khawatir perang regional dapat mengurangi dukungan bagi Kamala Harris dari pemilih yang pro-Palestina.
Dalam sebuah analisis, jurnalis Ron Ben-Yishai menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, sepakat bahwa warga di wilayah utara harus kembali ke rumah mereka. Namun, Gallant dan otoritas keamanan Israel tidak mengaitkan serangan besar dengan penghentian konflik di Gaza ataupun kesepakatan pertukaran tawanan yang dapat menghentikan pertempuran di utara.
Pemerintah Israel menyebut kembalinya warga utara sebagai tujuan perang di front Lebanon. Ini juga menjadi peringatan bagi Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, serta upaya untuk mendukung inisiatif utusan AS, Amos Hochstein, dalam mengupayakan kesepakatan agar pasukan Hizbullah mundur dari perbatasan.
Menteri Pertahanan Gallant dan Kepala Staf Angkatan Darat, Herzi Halevi, sebelumnya menyatakan bahwa persiapan untuk operasi militer di Lebanon telah selesai dan tinggal menunggu persetujuan dari otoritas politik.
Menurut Ben-Yishai, rencana untuk operasi besar sudah siap. Pihak keamanan Israel lebih memilih operasi besar yang dapat menetralkan ancaman Hizbullah sepenuhnya, bukan sekadar menciptakan zona penyangga yang tidak akan mampu menahan serangan roket dan drone dari kelompok tersebut.
Ben-Yishai juga memperingatkan bahwa upaya Netanyahu untuk mencopot Gallant dari jabatannya dapat merugikan kepentingan Israel dan menguntungkan Iran serta Hizbullah.
**Demokrat dan Sikap terhadap Perang**
Tel Aviv tidak terburu-buru memulai perang di utara bukan karena perselisihan internal, tetapi karena kekhawatiran pemerintahan Demokrat di AS. Pemerintah AS, baik secara terbuka maupun tertutup, menolak eskalasi militer di Gaza dan Lebanon karena bisa memicu konflik regional yang merugikan peluang elektoral mereka.
Menurut penulis, meski Iran berusaha menghindari perang besar karena belum memiliki senjata nuklir yang andal, Nasrallah dapat meminta bantuan Iran untuk melancarkan serangan roket dan drone yang akan mengalihkan perhatian angkatan udara Israel dari Beirut dan Baalbek.
Meskipun Israel mengalami tekanan dari warganya di utara, Netanyahu dan pihak keamanan setuju untuk menahan diri atas desakan AS, demi mendapatkan dukungan politik internasional.
Ben-Yishai menekankan bahwa penduduk di wilayah utara Israel mungkin tidak akan segera kembali ke rumah mereka, karena Israel masih memanfaatkan waktu ini untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah.