Dua jurnalis Al Jazeera, Anas Al-Sharif dan Mohammed Qreiqa, syahid dalam serangan drone Israel yang menghantam tenda wartawan di dekat Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza, Ahad malam (10/8). Serangan itu membuat fotografer Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal, Mohammed Al-Khaldi, dan kameramen Moamen Aluya syahid.
Militer Israel mengakui menargetkan Al-Sharif, menuduhnya sebagai “teroris” yang menyamar sebagai wartawan dan mengklaim ia komandan kelompok bersenjata Hamas. Tuduhan ini muncul setelah Al-Sharif menjadi sasaran kampanye fitnah, menyusul liputannya yang menyorot blokade kelaparan dan serangan udara di Gaza. Selama berbulan-bulan, ia melaporkan kondisi dari wilayah utara Gaza di bawah gempuran bom.
PBB, Komite Perlindungan Jurnalis, dan berbagai organisasi pers internasional mengecam keras pembunuhan ini. Pelapor Khusus PBB Irene Khan menyatakan Israel berupaya membungkam kebenaran dengan membunuh jurnalis, namun “tidak akan pernah berhasil”. Data CPJ mencatat sedikitnya 180 jurnalis Palestina tewas sejak perang dimulai pada Oktober 2023. Faksi-faksi Palestina menyebut serangan ini sebagai “kejahatan perang” dan peringatan bahwa Israel tengah membuka jalan bagi serangan besar berikutnya di Kota Gaza dengan menghilangkan para saksi mata.