Spirit of Aqsa– Investigasi yang dilakukan Associated Press (AP) menyatakan, Israel belum memberikan bukti kuat terkait keberadaan Hamas di rumah sakit yang menjadi target serangan di Gaza.
Dalam investigasi yang berlangsung selama beberapa bulan, AP mengumpulkan kesaksian dari lebih dari 30 pasien, saksi mata, pekerja medis, dan pejabat Israel mengenai serangan terhadap rumah sakit Al-Awda, Indonesia, dan Kamal Adwan di Gaza.
Hasil investigasi menyebutkan bahwa Israel tidak menunjukkan bukti yang memadai terkait keberadaan pejuang Hamas di lokasi tersebut. Kantor juru bicara militer Israel menolak berkomentar mengenai serangkaian insiden terkait serangan pada rumah sakit di Gaza, hanya mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengomentari kejadian spesifik.
AP juga menyoroti bahwa rumah sakit mendapat perlindungan khusus di bawah hukum internasional. Namun, selama perang yang berlangsung lebih dari setahun di Gaza, Israel secara terbuka menyerang rumah sakit, melakukan pengepungan, dan penggerebekan setidaknya terhadap 10 rumah sakit di wilayah tersebut.
Israel berdalih bahwa serangan terhadap rumah sakit diperlukan untuk menghancurkan Hamas, yang dituduh menggunakan rumah sakit sebagai pusat komando dan kontrol untuk merencanakan serangan, menyembunyikan pejuang, dan menahan tawanan.
Rumah Sakit Al-Awda dan Indonesia
Militer Israel tidak pernah menyebut adanya aktivitas Hamas di rumah sakit Al-Awda, tetapi tetap memblokade rumah sakit tersebut dalam beberapa minggu terakhir, mencegah evakuasi pasien yang kritis. Staf rumah sakit dilaporkan hanya makan satu kali sehari dengan menu terbatas. Dalam kondisi kekurangan tenaga medis, dokter di rumah sakit Al-Awda terpaksa melakukan amputasi untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Di rumah sakit Indonesia, seorang perawat bernama Tamer al-Kurd mengisahkan kondisi yang mengerikan, di mana ia harus bertahan dengan dua dokter dan sekitar 44 pasien. Rumah sakit ini, yang merupakan yang terbesar di Gaza utara, kini dipenuhi puing-puing akibat serangan Israel pada musim gugur 2023. Sebelum serangan, Israel mengklaim bahwa ada pusat komando Hamas di bawah rumah sakit ini, tetapi setelah penggerebekan, tidak ada bukti yang ditunjukkan.
Rumah Sakit Kamal Adwan
Di rumah sakit Kamal Adwan, direktur rumah sakit Hossam Abu Safia terpaksa merawat puluhan korban luka hanya dengan bantuan seorang dokter lain, setelah mayoritas staf medis ditahan selama serangan Israel pada akhir bulan lalu. Lebih dari 30 staf medis, termasuk dokter dari organisasi internasional, masih dalam tahanan.
Israel mengklaim bahwa sejumlah orang berpura-pura sebagai staf medis, dan menyatakan bahwa mereka menemukan senjata di rumah sakit tersebut, meski hanya menunjukkan bukti berupa satu pistol. Israel juga mengklaim bahwa rumah sakit Kamal Adwan digunakan sebagai pusat komando Hamas, tetapi tidak menyertakan bukti pendukung.
AP menggarisbawahi bahwa meski militer Israel kerap mengklaim adanya jaringan terowongan Hamas yang terhubung dengan rumah sakit, hanya satu terowongan yang berhasil ditemukan dalam seluruh operasi tersebut.
Sumber: Associated Press