Para pemimpin dan pejabat dari delapan negara Arab dan Muslim menegaskan dalam pernyataan bersama usai pertemuan puncak dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di New York, Selasa (23/9), bahwa penghentian perang di Gaza adalah “langkah pertama menuju perdamaian yang adil dan abadi.”
Dalam pernyataan yang dirilis Rabu (24/9), para pemimpin menyoroti “situasi tragis yang tak tertahankan di Gaza, termasuk bencana kemanusiaan, kerugian jiwa yang besar, serta dampak seriusnya terhadap kawasan dan dunia Islam secara keseluruhan.” Mereka juga menegaskan kembali sikap bersama menolak pengusiran paksa dan menekankan pentingnya memungkinkan warga yang meninggalkan Gaza kembali ke rumah mereka.
Para peserta KTT menyerukan “penghentian perang dan gencatan senjata segera yang memastikan pembebasan sandera serta pengiriman bantuan kemanusiaan yang memadai, sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang adil dan abadi.”
Selain itu, mereka menekankan perlunya “rencana komprehensif untuk rekonstruksi Gaza, berlandaskan inisiatif negara-negara Arab dan Organisasi Kerjasama Islam, serta pengaturan keamanan dengan dukungan internasional untuk memperkuat kepemimpinan Palestina.” Pernyataan itu juga menegaskan komitmen para pemimpin untuk bekerja sama demi memastikan keberhasilan rencana rekonstruksi dan memulihkan kehidupan warga Gaza.
Para peserta KTT juga menyoroti pentingnya “merinci rencana stabilisasi, termasuk memastikan stabilitas Tepi Barat dan kawasan suci di Al-Quds,” serta mendukung upaya reformasi Otoritas Palestina.
KTT digelar atas undangan Presiden Trump di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York. Hadir dalam pertemuan ini antara lain Amir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Raja Yordania Abdullah II, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, Presiden Indonesia Prabowo Subianto, serta pejabat senior dari Mesir, Arab Saudi, UEA, dan Pakistan.
Sejak Oktober 2023, Israel – dengan dukungan AS – menjalankan perang genosida terhadap warga Gaza, meliputi pembunuhan, kelaparan, penghancuran, dan pengusiran paksa, meskipun ada seruan internasional untuk menghentikan perang dan putusan Pengadilan Internasional.
Akibat perang ini, lebih dari 65 ribu warga Gaza gugur dan 167 ribu terluka, sementara kelaparan telah merenggut nyawa 440 orang, termasuk 147 anak-anak, menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza.