Amerika Serikat (AS) tidak pernah menjadi mediator yang netral, namun mereka selalu menjadi biang keladi dalam penjajahan Palestina, kata pejabat senior kelompok perlawanan Hamas di Palestina, Osama Hamdan.
Saat wawancara dengan jaringan TV Al Mayadeen pada Rabu (21/2/2024), malam, Hamdan mengatakan bahwa salah satu imbas utama dari Operasi Badai Al-Aqsa adalah terganggunya rencana AS untuk menentukan nasib kawasan berdasarkan kepentingan pendudukan rezim Israel dan dirinya sendiri.
Hamdan mengatakan, penjajah Israel masih ragu untuk memulai serangan darat terhadap Kota Rafah, sebab sejauh ini mereka belum mencatat prestasi militer apapun dalam operasinya di Jalur Gaza.
Menurut Hamdan, perlawanan Palestina telah mengugurkan keinginan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan rencana besar Zionis di wilayah tersebut.
“Perlawanan Palestina adalah gerakan murni dari rakyat Palestina, yang tidak bergantung pada tokoh-tokoh besar sekalipun,” katanya, seraya menambahkan bahwa Hamas yakin para petempur Palestina bisa memerdekakan tanah air mereka.
“Kerja sama antara Knesset rezim Israel dan PM Netanyahu dalam mengesampingkan pembentukan negara Palestina yang merdeka membuktikan bahwa satu-satunya pilihan yang tersisa bagi bangsa Palestina adalah perlawanan,” katanya menambahkan.