Spirit of Aqsa, Palestina – Ini adalah lubang harapan. Melalui lubang ini, terpancar sinar kebebasan dan kekuatan perlawanan. Seiring dengan tekad kuat yang dimiliki oleh orang Palestina, siapa pun dia. Di perbatasan Gaza, melalui lubang tembok, mata seniper Israel dicongkel hingga menyebabkan kematiannya 10 hari kemudian. Di tempat terpisah, tidak jauh dari kamp pengungsi Jenin ada lubang terowongan kebebasan.
Dua peristiwa ini merupakan tamparan keamanan terhadap pendudukan Israel dalam waktu kurang dari 30 hari, di mana orang Palestina mengumpulkan semua jenis perlawanan yang dimilikinya, dimulai dengan kemauan dan tidak berakhir dengan peluru yang menembus mata seniper Israel atau terowongan yang digunakan 6 tawanan Gilboa membebaskan diri, sebagai pukulan telak terhadap sisitem keamanan penjara Gilboa.
Keenam tawanan, yang pada Senin pagi berhasil membebaskan belenggu mereka dengan kemauan kerasnya, mereka adalah Munadel Yaqoub Nafi`at, Muhammad Qasim Ardah, Ya`qub Mahmoud Qadri, Ayham Fouad Kamamji, Mahmoud Abdullah Ardah dan Zakaria Al-Zubaidi, semuanya dari Jenin.
Tonggak Pencapaian
Aksi Gilboa merupakan tonggak sejarah dalam catatan konflik Palestina antara tawanan dengan pihak penjara pendudukan Israel. Aksi spektakuler ini berpengaruh positif pada kondisi rakyat Palestina dan merupakan krisis keamanan bagi penjajah Israel dan fron internalnya.
Mengomentari dua peristiwa keamanan di perbatasan timur Jalur Gaza dan Terowongan Gilboa, pakar urusan militer Yusuf al-Sharqai, menegaskan bahwa rakyat Palestina memiliki pilihan yang luas untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan Israel.
Kepada Pusat Informasi Palestina, dia mengatakan, “Rakyat Palestina tidak putus asa. Mereka berjuang untuk hal yang mustahil untuk mencapai dan menciptakan kebebasan dengan semua standar. Aksi-aksi kebebasan yang dilakukan Palestina bersifat kualitatif, baik di Gaza atau Tepi Barat dan di di dalam penjara-penjara Israel atau di luarnya.”
Dia menegaskan bahwa pendudukan Israel akan tunduk pada rakyat Palestina dan kehendak mereka. Tidak ada pilihan bagi penjajah Israel selain memberikan hak-hak yang sah kepada rakyat Palestina, jika tidak mau memberikan maka mereka akan mengambilnya.
Kerapuhan Entitas Israel
Eks tawanan Palestina asal al-Quds, yang telah bebas dari penjara Israeldan dideportasi dari Palestina, Zakaria Najib, melihat bahwa aksi ini adalah salah satu aksi besar yang mengguncang entitas pendudukan Israel dan dinas intelijennya. Aksi ini mengungkap kerapuhan entitas penjajah Israel menghadapi kegigihan dan kehendak para tawanan Palestina.
Najib menyampaikan pesan ke dinas keamanan pendudukan Israel, “Kami akan menggali tanah dan membongkar tembok. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk keluar dari ketidakadilan yang telah menimpa rakyat Palestina.”
Pada gilirannya, penulis dan spesialis dalam urusan Israel, Adnan Abu Amer, mengatakan, “Kerinduan akan kebebasan, dengan cara apa pun, adalah motif sebenarnya, bagi para tawanan Palestina untuk melakukan hal yang mustahil, agar mereka bisa keluar dari penjara yang dzalim.”
Dia menambahkan, “Apa pun hasilnya, kita sedang berhadapan dengan aksi heroik, dengan serangkaian panjang upaya untuk bebas dari penjara ini, yang dikelilingi oleh suasana keamanan Israel yang sangat kompleks!”
Terowongan Kebebasan
Jurnalis Youssef Hussein, mengomentari peristiwa tersebut dengan mengatakan, “6 tawanan Palestina membebaskan diri dari penjara Israel dengan menggali terowongan dari dalam penjara ke luar penjara??! Apa Amerika dan Barat melihat fiksi dalam film mereka. Orang-orang Palestina mengatakan kepada mereka: imajinasi kalian adalah kenyataan bagi kami.”
Sementara itu Nuruddin al-Khawalma, menyatakan bersukacita atas keberhasilan para tawanan dalam membebaskan diri mereka. Dia menyampaikan pesan kepada penjajah Israel dan pendukungnya, “Mereka jatuh ke dalam kemunduran demi kemunduran. Hari ini “Terowongan Kebebasan “. Kemarin tembakan jarak dekat lewat celah tembok. Dan sebelumnya, sponsor dan pendukung pertama mereka keluar dipermalukan dari Afghanistan.”
Dia menambahkan, “Tamparan yang mereka terima di bulan Ramadhan masih bergema di wajah mereka. Ini adalah hari-hari yang diberkati.”
Enam tawanan Palestina dari propinsi Jenin di Tepi Barat pada Senin (6/9/2021) pagi berhasil membebaskan diri mereka dari penjara Israel Gilboa, melalui sebuah terowongan yang berhasil mereka gali di dalam penjara menuju luar penjara.
Media-media Israel menyebar gambar terowongan yang digunakan oleh para tawanan untuk membebaskan diri dari penjara. “Mulut terowongan lainnya berjarak beberapa meter dari dinding luar penjara Gilboa,” terangnya.
Penjara Gilboa adalah penjara dengan penjagaan yang sangat ketat. Penjara Israel yang paling kuat bentengnya. Dibangun pada tahun 2004. Di dalam penjara ini, mendekam para tawanan yang divonis hukuman tinggi, yang oleh penjajah Israel diklasifikasikan sebagai “sangat berbahaya”.