Spirit of Aqsa, Palestina- Bank of Israel menurunkan suku bunga pinjaman jangka pendek untuk pertama kalinya dalam empat tahun pada Senin (1/1/2024) waktu setempat. Hal itu menyusul data yang memperlihatkan, pelemahan ekonomi Israel dan inflasi sebagai akibat dari pembantaian yang dilakukan militer Israel di Jalur Gaza.

Mengutip Reuters, sebelumnya pandangan analis terpecah, di mana ada yang memperkirakan tidak akan ada pergerakan. Sedangkan lainnya sudah memproyeksikan adanya pengurangan 25 basis poin, untuk menjadi pemangkasan pertama sejak April 2020.

Bank sentral menurunkan suku bunga acuan dari 4,75% menjadi 4,50%. Sebelumnya bank sentral telah menaikkan suku bunga 10 kali beruntun dalam siklus pengetatan agresif sejak April lalu sebelum berhenti pada bulan Juli dan lanjut lagi di bulan Agustus, Oktober dan November.

Sedangkan, tingkat inflasi turun menjadi 3,3% pada November dari 3,7% pada Oktober 2023. Akan tetapi tetap di atas kisaran target tahunan 1%-3%. Ekonomi Israel diprediksi bakal mengalami kontraksi pada kuartal keempat dan akhir 2023 dengan pertumbuhan hanya 2%.

Sementara dikutip Bloomberg, pernyataan yang menyertai keputusan tersebut, memperlihatkan para pembuat kebijakan sebagian besar hanya mengulang apa yang menjadi fokus mereka. “Menstabilkan pasar dan mengurangi ketidakpastian, di samping stabilitas harga dan mendukung kegiatan ekonomi.”

Bank sentral tidak memberikan sinyal yang jelas tentang apa yang direncanakan dan bakal melakukan apa selanjutnya. “Jalur suku bunga akan ditentukan sesuai dengan perkembangan perang dan ketidakpastian yang berasal darinya,” jelasnya.

“Melihat stabilitas pasar keuangan belum lama ini menjadi mengakar dan lingkungan inflasi terus moderat menuju kisaran target, kebijakan moneter akan dapat lebih fokus pada mendukung kegiatan ekonomi,” sambungnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here