Parlemen Katalonia di Spanyol mengesahkan resolusi bersejarah yang menyatakan bahwa Zionisme adalah bentuk rasisme, sekaligus mengecam apartheid dan genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Resolusi ini disambut hangat oleh kelompok solidaritas Palestina dan dianggap sebagai langkah konkret melawan keterlibatan Eropa dalam kejahatan pendudukan.
Koalisi CPCI – Cukup Berkomplot dengan Israel menyatakan bahwa resolusi ini mencakup langkah-langkah hukuman nyata terhadap Israel, termasuk:
- Mendesak Uni Eropa menghentikan semua hubungan institusional dengan Israel,
- Meminta pemerintah Spanyol menerapkan embargo militer penuh,
- Memberi dukungan eksplisit untuk gugatan Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional,
- Mengarahkan otoritas pelabuhan untuk menolak kapal yang membawa senjata ke Israel,
- Melarang perusahaan Israel atau yang terafiliasi tampil di ajang Barcelona International Fair.
“Keputusan Bersejarah”
Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) menyambut resolusi ini sebagai “langkah bersejarah” karena secara resmi menyatakan Zionisme sebagai ideologi rasis. Salah satu tokoh diaspora Palestina di Katalonia, Salah Jamal Abu Ali, menyebut keputusan ini sangat simbolis dan membawa bobot moral tinggi di konteks Eropa.
“Parlemen Katalonia adalah yang pertama di dunia yang kembali menggunakan frasa Zionisme adalah bentuk rasisme seperti resolusi PBB di 1970-an, yang kemudian dicabut karena tekanan AS dan penurunan posisi Arab di dunia internasional,” ujarnya.
Jamal menambahkan bahwa Israel selama ini bebas dari sanksi hukum internasional karena mendapat perlindungan militer, ekonomi, dan media dari AS dan beberapa rezim Eropa yang punya pengaruh besar, bahkan ke opini publik.
“Namun dengan semakin brutalnya kebijakan Israel di Gaza dan Tepi Barat, persepsi publik mulai berubah. Ketika saya tiba di Barcelona pada 1970-an, 90% masyarakat mendukung Israel. Sekarang, lewat kerja budaya dan advokasi jangka panjang, banyak yang mulai melihat wajah sebenarnya dari ‘negara korban palsu’ ini,” tegasnya.
Langkah Tegas Sebelumnya
Sebelum ini, Pemerintah Katalonia telah mengambil langkah berani pada Mei lalu dengan menutup kantor perwakilan luar negerinya di Tel Aviv, serta menyatakan tidak bisa lagi diam atas pendudukan dan pembersihan etnis yang terjadi di Palestina.
Kota Barcelona juga secara resmi memutus hubungan kembarannya dengan Tel Aviv yang telah terjalin sejak 1998. Dewan kota menyetujui usulan politik yang menyerukan penghentian hubungan institusional dengan Israel, hingga negara itu kembali patuh pada hukum internasional dan menghormati hak asasi rakyat Palestina.
Langkah Katalonia ini menandai lonceng kebangkitan suara rakyat Eropa yang muak dengan kemunafikan Barat. Saat sejumlah pemerintah tutup mata, suara parlemen dan masyarakat sipil justru menjadi garda depan pembelaan terhadap Palestina.