Spirit of Aqsa- Pertahanan Sipil Gaza melaporkan, sejak awal Agustus, pasukan Israel telah membantai 13 pusat pengungsian di Gaza.
Laporan ini disampaikan dalam konferensi pers di Gaza, Sabtu (10/8/2024), hanya beberapa jam setelah serangan tentara Israel yang menargetkan Sekolah Al-Tabeen di pusat Kota Gaza dengan tiga roket, salah satunya bom Mk-84 seberat 2000 pon.
Juru bicara Pertahanan Sipil, Mahmoud Basal, menyatakan, Israel menyerang dua lantai di Sekolah Al-Tabeen di Distrik Al-Daraj, Gaza. Lantai pertama menampung perempuan dan anak-anak yang mengungsi, sementara lantai dasar digunakan sebagai tempat ibadah.
Sekolah Al-Tabeen, yang dihuni lebih dari 6.000 warga yang mengungsi karena rumah dan lingkungan mereka hancur, menjadi sasaran serangan mematikan pada Sabtu dini hari, dengan harapan para pengungsi bahwa sekolah tersebut adalah tempat yang aman.
Basal menggambarkan serangan di Sekolah Al-Tabeen sebagai “sangat mengerikan,” di mana seluruh keluarga syahid dalam serangan tersebut, dengan banyak korban termasuk wanita dan anak-anak, beberapa di antaranya hancur berkeping-keping atau terbakar hidup-hidup dalam adegan yang mengerikan tanpa memperhatikan kemanusiaan.
Beberapa korban belum dapat diidentifikasi, dan masih ada orang yang hilang, termasuk mereka yang dilaporkan berada di tempat ibadah sekolah tersebut pada saat serangan terjadi.
Basal juga menyatakan bahwa di antara korban syahid ada 11 anak dan 6 perempuan, serta puluhan lainnya mengalami luka serius. Dia mendesak masyarakat internasional untuk segera campur tangan menghentikan pembantaian terhadap warga sipil tak bersenjata di pusat-pusat pengungsian Gaza.
Pada Sabtu dini hari, 100 warga Palestina syahid dan puluhan lainnya terluka dalam serangan Israel di Sekolah Al-Tabeen.
Israel menerapkan kebijakan sistematis untuk menargetkan sekolah dan pusat pengungsian di Gaza.
Menurut data dari Kantor Informasi Pemerintah, serangan baru-baru ini menambah jumlah pusat pengungsian yang diserang sejak awal perang genosida di Gaza menjadi 173 sekolah dan pusat pengungsian, dengan lebih dari 1150 korban jiwa.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan perang genosida di Gaza, yang mengakibatkan sekitar 40 ribu warga syahid, lebih dari 91 ribu terluka—mayoritas adalah anak-anak dan perempuan—dan sekitar 1,9 juta orang mengungsi. Selain itu, lebih dari 10 ribu orang hilang, dengan infrastruktur kesehatan dan pendidikan hancur, serta kelaparan yang telah merenggut nyawa puluhan anak, menurut data PBB.