Spirit of Aqsa- Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania mengungkapkan beberapa metode intimidasi psikologis baru yang digunakan oleh tentara Israel. Israel menipu warga sipil di Kamp Pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza tengah dengan pengumuman bantuan palsu.
Warga sipil yang terkeco dengan pengumuman palsu tersebut langsung ditembak di tempat. Metode tersebut merupakan bagian dari kejahatan genosida yang telah berlangsung sejak Oktober 2023 lalu.
Euro-Med mendokumentasikan kesaksian dari penghuni kamp. Mereka melaporkan, pemuda mendengar suara tangisan bayi dan jeritan perempuan berulang kali. Saat keluar untuk mencari sumber suara untuk memberikan bantuan, mereka malah ditembak oleh tentara Israel.
Setelah terjadi penembakan, baru diketahui jika tangisan dan jeritan tersebut merupakan rekaman suara yang disiarkan oleh drone quadcopter Israel. Hal itu sengaja di lakukan untuk mendorong mereka meninggalkan rumah dan ke jalan-jalan. Setelah keluar, mereka langsung ditarget oleh penembak jitu.
Serangan Psikologis
Euro-Med melaporkan, drone militer Israel juga menyiarkan suara tembakan, bentrokan bersenjata, suara ledakan, dan pergerakan kendaraan militer. Di lain waktu drone menyiarkan lagu dalam bahasa Ibrani dan Arab. Hal itu untuk mengintimidasi psikologis di kalangan warga sipil.
“Kami sedang duduk di malam hari, ketika kami mendengar suara gadis-gadis meneriakkan kalimat seperti: ‘Ayo , tolong aku, aku terluka.’ Jadi kami keluar untuk melihat apa yang terjadi, dan kami tidak menemukan satu pun wanita, kecuali sebuah quadcopter,” kata seorang pemuda berusia 20 tahun yang tak ingin disebutkan namanya mepada Euro-Med, dikutip Aljazeera Arabic, Rabu (17/4/2024).
“Saya melarikan diri ke dalam, dan dua orang yang berada tepat di depan saya terluka parah di kepala. Kami tidak dapat membantu mereka karena penembakan yang terus berlanjut, jadi kami memanggil ambulans dan dia datang untuk mengevakuasi mereka. Ada banyak warga yang mendengar suara-suara ini dan menanggapinya dengan niat membantu,” lanjutnya.
Bentrokan Palsu
Seorang perempuan berusian 60-an tahun mengaku mendengar suara tembakan keras, disusul suara perempuan yang berteriak bahwa anak-anaknya terluka dan meminta pertolongan warga.
“Suara ini berlanjut selama sekitar 15 menit, tetapi tidak ada dari kami yang meninggalkan rumah, karena saya tahu ini adalah rekaman yang disiarkan di pesawat, dan karena sudah sangat larut,” kata wanita tersebut yang tak ingin menyebutkan namanya.
Euro-Med mengatakan, intimidasi psikologis ini bertepatan dengan serangan militer Israel, tembakan artileri dan pemboman udara, serta penembakan senapan mesin dari helikopter, tank, dan drone jenis quadcopter. Penembakan itu dilakukan secara acak, intens, dan terus-menerus yang menyebabkan puluhan korban syahid dan luka-luka.
Serangan Acak
Militer Israel juga melakukan serangan acak dan sistematis terhadap warga sipil di Kamp Nuseirat. Mereka menargetkan siapapun yang bergerak, bahkan jika mengintip melalui jendela. Serangan pengeboman dan penembakan meningkat sepanjang malam, secara langsung dan sengaja menargetkan kawasan pemukiman padat dan fasilitas sipil, seperti masjid dan sekolah yang menampung pengungsi.
“Metode bahaya tidak bermoral dan tidak manusiawi yang diterapkan oleh tentara Israel terhadap penduduk sipil di Jalur Gaza, yang semakin meluas dari hari ke hari, dan menyebabkan kerugian psikologis dan fisik yang parah, mengingat kejahatan yang terus berlanjut di Jalur Gaza,” demikian laporan Euro-Med.