Spirit of Aqsa- Pemerintah Kota Beit Lahia di Gaza Utara menyatakan daerahnya sebagai “zona bencana” akibat blokade dan serangan yang disebut sebagai “genosida” oleh Israel. Pemerintah kota itu juga menyerukan bantuan darurat untuk menyelamatkan warga yang tersisa.
Pernyataan resmi menyebutkan bahwa Beit Lahia kini “tanpa makanan, air, rumah sakit, layanan darurat, pertahanan sipil, dokter, maupun komunikasi.” Pemerintah kota meminta bantuan segera untuk menyelamatkan warga yang menjadi sasaran serangan dan genosida.
Dalam seruan tersebut, Beit Lahia mengajukan lima permintaan mendesak kepada komunitas internasional dan organisasi kemanusiaan:
1. Mendesak Israel menghentikan genosida di Beit Lahia.
2. Membuka jalur aman untuk memasukkan pasokan medis, makanan, dan bahan bakar guna menyelamatkan layanan kesehatan.
3. Mengirimkan peralatan pertahanan sipil dan layanan darurat untuk mengevakuasi korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan.
4. Memasok bahan bakar untuk mengoperasikan sumur, stasiun desalinasi, dan pompa limbah.
5. Mengirim alat berat untuk membuka jalan, menghilangkan puing, serta memudahkan mobilitas warga, ambulans, dan tim pertahanan sipil.
Sumber medis mengonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa lebih dari 1.250 orang syahid dalam operasi militer Israel yang berlanjut selama 25 hari di Gaza Utara. Pertahanan sipil Gaza menyatakan bahwa pasokan air dan makanan telah terputus selama 26 hari, memperingatkan warga agar tidak berkumpul di dalam rumah demi menghindari pembantaian massal.
Pada hari ke-26, militer Israel terus melakukan serangan di wilayah utara Gaza, khususnya di Jabalia dan Beit Lahia, menghancurkan segala aspek kehidupan di sana. Warga Palestina meyakini bahwa Israel berusaha menguasai Gaza Utara untuk menciptakan zona penyangga dengan memblokade makanan, air, dan obat-obatan sambil melakukan serangan intensif.
Serangan Udara Tanpa Henti
Al Jazeera melaporkan bahwa angkatan udara Israel melancarkan serangan terhadap rumah-rumah di wilayah Beit Lahia, menewaskan 8 warga sipil di lingkungan Sultan. Artileri Israel terus membombardir Jabalia di utara.
Di Gaza Selatan, serangan udara Israel menewaskan 4 orang, termasuk seorang anak dan dua wanita, serta melukai beberapa lainnya di rumah warga di Khan Younis. Sementara itu, kantor berita Anadolu melaporkan bahwa 3 pengungsi, kebanyakan anak-anak, tewas akibat serangan helikopter Israel di tenda pengungsian di Deir Al-Balah.
Di Rafah, tank Israel menembaki tenda-tenda pengungsi di wilayah Mawasi, menyebabkan 7 korban terluka. Evakuasi juga menemukan 6 korban tewas setelah serangan di daerah Al-Sudaniyah, Gaza Barat Laut. Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan bahwa Israel melakukan lima pembantaian di Gaza, dengan 102 korban tewas dan 287 terluka dalam satu hari.