Spirit of Aqsa, Palestina- Oven tanah liat laku kembali di Gaza karena orang-orang kehabisan bahan bakar. Warga Gaza kembali menggunakan cara tradisional untuk memasak makanannya yang tak tersisa banyak.
Mengutip Al-Jazeera, Selasa (21/11), Inshirah Salem al-Aqra merupakan seorang pembuat oven tanah liat tradisional yang berumur 53 tahun. Oven tradisional tersebut terbuat dari tanah liat, kotoran hewan, dan jerami, serta dibentuk menggunakan tangan dan dijemur.
“Orang-orang membuat mandi (ayam yang dimasak perlahan) di oven ini atau membuat roti. Dalam perang ini, semuanya sangat sulit. Orang-orang membutuhkan tabun (oven tanah liat) bahkan untuk membuat kopi atau teh,” ujar al-Aqra.
Habisnya bahan bakar dan pemadaman listrik yang terjadi di Gaza mendorong warga Palestina kembali ke tradisi mereka dan mencari al-AQra karena ia merupakan orang satu-satunya yang dapat membuat oven tanah liat tradisional.
Usaha oven tanah liat ini menjadi satu-satunya sumber penghasilan di keluarga al-Aqra setelah Israel membakar perahu milik suaminya. Ia telah membuat dan menjual lima oven sejak minggu kemarin, lebih dari yang biasanya dia jual dalam sebulan sebelumnya.
Meskipun permintaan akan ovennya meningkat, al-Aqra tidak mau mengambil kesempatan ini untuk meningkatkan harganya. “Saya tidak ingin mengambil keuntungan dari orang lain, terutama pada saat-saat seperti ini,” katanya.
Oven tanah liat terkecil dijual dengan harga 80 shekel atau setara Rp 333,9 ribu (kurs Rp 4.174) dan yang terbesar dijual dengan harga 150 shekel atau setara Rp 626 ribu.
Satu-satunya pabrik gandum di Gaza kini sudah tidak bisa lagi menggiling gandum karena mereka kekurangan bahan bakar setelah Israel melakukan pengepungan total di wilayah tersebut. al-Aqra membuka rumahnya untuk pengungsi perempuan yang berlindung di sekolah-sekolah terdekat. Pengungsi-pengungsi membawakannya tepung, sehingga al-Aqra dapat membuatkan roti untuk mereka.
Ia berharap perang yang telah menewaskan 13.000 warga Palestina segera berakhir. “Kami telah kehilangan banyak hal. Sudah cukup,” kata al-Aqr.