Armada Sumud global Flotilla untuk memecah blokade Israel mengumumkan, Senin (29/9), mereka tinggal berjarak 3 hingga 4 hari dari Gaza dan dalam dua hari ke depan akan memasuki “zona berisiko tinggi”.

Dalam sebuah unggahan di Facebook, Armada Sumud Maghribi (yang merupakan bagian dari armada global) menyatakan, “Kapal-kapal kami kini hanya berjarak 366 mil laut (589 kilometer) dari Gaza, dengan perkiraan tiba dalam 3 sampai 4 hari.”

Disebutkan pula bahwa Armada Sumud terus berkembang, kini mencapai 44 kapal setelah dua perahu tambahan bergabung dalam perjalanan untuk menyusul. Armada itu menegaskan bahwa dalam dua hari mendatang mereka akan memasuki wilayah yang disebut “zona berisiko tinggi.”

Reporter Al Jazeera melaporkan, armada tersebut sempat berhenti sementara di Laut Mediterania setelah tiga kapal mengalami kerusakan darurat. Pelayaran akan dilanjutkan kembali setelah perbaikan selesai.

Sementara itu, saluran resmi Israel KAN kemarin memastikan bahwa Israel tengah bersiap untuk menguasai kapal-kapal Armada Sumud.

Media Israel Walla juga mengungkap bahwa Kementerian Kesehatan Israel telah memerintahkan sejumlah rumah sakit meningkatkan kewaspadaan menjelang kedatangan armada tersebut. Kesiagaan itu dikaitkan dengan kemungkinan jatuhnya korban, serta bertepatan dengan perayaan Hari Raya Yahudi “Yom Kippur” (Rabu hingga Kamis), di mana rumah sakit beroperasi dengan tenaga terbatas.

Lembaga penyiaran Israel menambahkan, pasukan komando khusus militer Israel telah disiapkan untuk menghadapi armada tersebut. Langkah ini berpotensi mengulang skenario serangan Israel terhadap kapal Madeleine dan Handhala pada Juni dan Juli lalu, yang menuai kecaman luas sebagai aksi perompakan.

Sejak beberapa hari terakhir, puluhan kapal terus berlayar menuju Gaza membawa bantuan kemanusiaan, khususnya pasokan medis, sebagai upaya memecah blokade. Di atas kapal-kapal itu terdapat lebih dari 500 relawan sipil dari 40 negara di berbagai benua.

Reporter Al Jazeera yang ikut serta dalam armada mencatat keberadaan dua kapal perang (masing-masing dari Italia dan Spanyol) berlayar di sekitar armada, selain juga kapal dari Bulan Sabit Merah Turki.

Inilah pertama kalinya puluhan kapal berlayar bersama menuju Gaza, yang sejak Oktober 2023 mengalami genosida oleh Israel. Serangan brutal itu telah menewaskan lebih dari 66 ribu orang, melukai sekitar 168 ribu lainnya, serta menghancurkan infrastruktur dan menimbulkan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here