Spirit of Aqsa– Anjing-anjing milik polisi Israel dilibatkan dalam menyiksa tahanan Palestina di penjara Israel. Hal itu diungkapkan oleh Komite Tahanan yang berada di bawah Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) setelah salah satu pengacara mereka berhasil mengunjungi tiga tahanan di Penjara Ofer, barat Ramallah, pada akhir pekan lalu.
Ketiga tahanan tersebut adalah Muhammad Jamous (44 tahun), yang ditahan sejak 3 Maret lalu; Fadi Ayad (39 tahun); dan Fadi Huwaidi (38 tahun).
“Anjing-anjing digunakan untuk menyerang dan menakut-nakuti kami, selain gas air mata dan gas merica yang dipompa ke dalam kamar kami tanpa alasan,” ketiga tahanan tersebut, menurut laporan resmi Komite Tahanan Palestina, dikutip Aljazeera, Selasa (6/8/2024).
Tiga tahanan Palestina dari Gaza yang saat ini berada di penjara Israel mengungkapkan, sebagian besar tahanan dari Gaza “kehilangan kesadaran beberapa kali akibat pemukulan” yang terus-menerus dan penyiksaan brutal, serta mereka menyaksikan kematian para tahanan akibat penganiayaan tersebut.
“Kami tidak melebih-lebihkan jika mengatakan bahwa sebagian besar tahanan Gaza kehilangan kesadaran beberapa kali di bawah pemukulan yang tidak terbatas, dan kami menyaksikan kematian tahanan akibat pemukulan,” kata ketiga tahanan tersebut.
Mereka menggambarkan “rasa sakit dan penderitaan yang melampaui segala bentuk penderitaan, yang mereka alami dari perlakuan yang sama sekali tidak manusiawi dan tidak bermoral oleh tentara Israel dan penjaga Israel.”
Kejahatan Terhadap Kemanusiaan
Para tahanan tersebut mengungkapkan, “Apa yang kami alami adalah bentuk fasisme nyata: pelepasan pakaian, pemukulan, penyiksaan, pengikatan tangan dan kaki, penutupan mata, di mana kami berubah menjadi mangsa bagi para binatang buas yang menikmati kelaparan, haus, teriakan, dan penyakit kami. Kami bahkan tidak percaya bahwa kami masih hidup.”
Kebencian dan Kegilaan
Mereka menceritakan, perjalanan menuju kematian dimulai sejak saat penangkapan, berlanjut melalui transportasi di kendaraan dan truk militer. Mereka dihina dan kemanusiaan dinafikan melalui penyiksaan dan penghinaan. Hingga tiba di penjara penyiksaan terus berlanjut. Mereka bahkan berharap ditelan bumi saja, karena kebencian dan kegilaan yang mereka saksikan.”
Mereka juga menyebutkan, tentara Israel yang masih muda “menganiaya kami dengan segala cara, mematahkan tulang kami, membelah kepala kami, dan darah mengalir dari seluruh tubuh kami. Kami dibawa ke rumah sakit dan diobati, namun kemudian mereka memulai kembali proses pembunuhan kami, sehingga otak kami tidak bisa memahami apa yang terjadi dan apa yang kami alami.”
Kebrutalan Terhadap Tahanan
Mereka melanjutkan, “Sejak penangkapan kami, sebagian besar waktu kami dihabiskan berdiri atau terbaring telungkup, dan tidak peduli seberapa keras penyiksaan dilakukan, Anda (tahanan) tidak diizinkan mengeluarkan suara atau mengungkapkan rasa sakit Anda. Anjing-anjing digunakan untuk menyerang dan menakut-nakuti kami, selain gas air mata dan gas merica yang dipompa ke dalam kamar kami tanpa alasan.”
Para tahanan menutup kesaksian kepada pengacara Komite Tahanan dengan mengatakan, “Saat ini, kami semua sakit, tubuh kami telah kelelahan, dan kami menjadi mangsa penyakit dan cedera dari pemukulan dan penyiksaan, tanpa mendapatkan perawatan dan obat-obatan. Meskipun dalam kondisi yang sangat menyedihkan ini, kami tetap berpegang pada harapan untuk kembali ke keluarga kami dalam keadaan hidup.”