Spirit of Aqsa, Palestina- Pakar militer dan strategis, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, faksi pejuang kemerdekaan Palestina mampu mengelola dan mengendalikan pertempuran secara efektif di semua titik serangan di Jalur Gaza.

Di sisi lain, dia menegaskan, kesabaran merupakan salah satu kunci kemenangan para pejuan dalam pertempuran. Selain itu, warga Palestina tidak akan meninggalkan tanah mereka. “Pohon zaitun tidak akan memiliki afiliasi lebih tinggi dengan tanah Palestina daripada anak Palestina sendiri,” kata Al-Duwairi dalam analisis harian di Aljazeera, dikutip Kamis (28/12).

Artinya, ikatan atau keterkaitan emosional dan budaya antara pohon zaitun (yang sering kali dianggap sebagai simbol keberlanjutan dan kehidupan di wilayah Timur Tengah, termasuk Palestina) dengan tanah Palestina tidak akan sekuat atau seutuhnya sama dengan ikatan yang dimiliki oleh anak-anak Palestina dengan tanah kelahiran mereka.

Dengan kata lain, kalimat ini menekankan bahwa hubungan manusia dengan tanah asal mereka jauh lebih kuat dan mendalam daripada hubungan tanaman atau simbol.

Fakta tersebut membuat rakyat Palestina tidak akan mundur. Di sisi lain, pejuang Palestina terus mengelola pertempuran. “Perlawanan Palestina di Jalur Gaza mampu mengelola pertempurannya secara efektif, dan memiliki kesabaran lebih dibandingkan tentara Israel,” kata Al-Duwairi.

Al-Duwairi mengatakan, apa yang terjadi di Jalur Gaza tengah dan selatan merupakan pertempuran yang “mematahkan tulang”. Siapa pun yang menang akan menentukan pertempuran dan memaksa pihak lain untuk tunduk pada persyaratan.

Dalam hal ini, kata dia, tentara Israel, tidak bisa mencapai tujuan apapun di Jalur Gaza. satu-satunya pencapain Israel adalah peralatan canggih. Meski begitu, mereka tidak bisa mengalahkan para pejuang dan hanya melakukan penghancuran sistematis, mengebom rumah sakit, dan sekolah.

Selain itu, tentara Israel sedang kebingungan. Tentara Israel meminta penduduk di bagian utara Jalur Gaza untuk berangkat ke wilayah tengah dan selatan. Mereka berencana untuk membuat zona penyangga dari Lembah Gaza hingga wilayah utara, sekitar 120 kilometer persegi.

“Namun, tentara pendudukan mulai menarik diri dari wilayah yang mereka masuki karena ketidakmampuan mereka untuk melanjutkan pertempuran,” kata Al-Duwairi.

Setelah itu, Israel mulai menyerukan agar warga Palestina pergi ke Deir al-Balah (tengah), lalu Khan Yunis (selatan), lalu Rafah (selatan), dan kini ke Sinai. Al-Duwairi menegaskan, warga Palestina tidak akan meninggalkan tanah mereka. “Pohon zaitun tidak akan lebih menjadi milik tanah Palestina daripada milik putra Palestina.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here