Al-Azhar akhirnya buka suara merespons polemik di media sosial terkait penghapusan pernyataan resminya soal Gaza. Lembaga tertinggi keagamaan dunia Islam ini menjelaskan bahwa pencabutan dilakukan demi menjaga peluang keberhasilan negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung.

Sebelumnya, pernyataan yang dirilis langsung oleh Grand Syaikh Ahmad Al-Tayyib itu mengecam genosida yang berlangsung di Gaza dan menyerukan aksi global untuk menghentikan kelaparan yang diderita jutaan warga Palestina. Dalam seruan itu, Al-Azhar menegaskan: “Kami melontarkan seruan kami yang penuh duka, dan jeritan kami yang tercabik, memohon pada hati nurani umat manusia (wahai para pembebas, orang-orang bijak, dan tokoh dunia) selamatkan Gaza dari kelaparan yang dipaksakan oleh pendudukan dengan kekerasan dan kebiadaban yang belum pernah disaksikan sejarah.”

Namun dalam pernyataan susulannya hari ini, Al-Azhar menjelaskan bahwa keputusan untuk menarik pernyataan tersebut lahir dari rasa tanggung jawab yang mendalam di hadapan Allah, demi menjaga nyawa warga Gaza yang terus menjadi korban. “Kami mencabutnya dengan keberanian dan kesadaran penuh ketika menyadari bahwa pernyataan ini bisa dimanfaatkan untuk menggagalkan perundingan gencatan senjata dan menjadikannya alat tawar-menawar,” tulis Al-Azhar.

Lembaga itu menegaskan bahwa yang mereka utamakan adalah kepentingan untuk menghentikan tumpahnya darah yang terus mengalir di Gaza, seraya berharap agar upaya diplomasi menghasilkan penghentian agresi dan pemulihan kebutuhan dasar bagi rakyat Palestina yang terzalimi.

Al-Azhar menutup pernyataannya dengan doa penuh harap: “Kami memohon kepada Allah Yang Mahakuasa agar menurunkan kepada penduduk Gaza lebih banyak kesabaran, keteguhan, dan ketenangan. Semoga mereka senantiasa dalam penjagaan-Nya, mata yang tak pernah tidur. Dialah sebaik-baik Pelindung dan Penolong.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here