Spirit of Aqsa- Ahli militer dan strategi, Kolonel Hatem Karim al-Falahi, mengungkapkan, perlawanan Palestina menimbulkan kerugian besar bagi pasukan Israel di Jalur Utara. Militer Israel mengalami kerugian berupa banyaknya tentara tewas dan kendaraan militer yang hancur.

“Kerugian Israel jauh melebihi yang diumumkan secara resmi. Operasi militer tidak hanya terjadi di wilayah utara Gaza, di mana pasukan Israel melakukan penetrasi melalui Divisi 162 menuju kawasan Jabalia, tetapi juga telah meluas ke wilayah tengah Gaza,” ujar Al-Falahi, dikutip Al Jazeera.

“Kelompok-kelompok perlawanan berusaha menghadapi setiap penetrasi pasukan Israel di berbagai sektor, baik di sektor utara maupun tengah Gaza,” ujar al-Falahi.

Israel Bohong tentang Kerugian

Untuk mengonfirmasi kebohongan Israel terkait kerugian mereka, al-Falahi menyebutkan, “Sekitar 40 tank, 27 buldoser, dan lebih dari 21 kendaraan personel lapis baja telah dihancurkan.”

Ia menambahkan bahwa jumlah ini tidak sebanding dengan angka korban jiwa yang diumumkan oleh Israel, dengan menyatakan, “Peralatan ini atau tank-tank tersebut pasti memuat personel saat diserang, dan tentu saja ada kerugian jiwa dan luka-luka.”

Mengenai alasan di balik upaya Israel untuk menyembunyikan kerugian nyata, al-Falahi menjelaskan bahwa “masalah utamanya adalah memberikan gambaran tentang adanya masalah serius dalam sistem komando dan kontrol serta pengelolaan pertempuran ini.”

Dia menambahkan, “Pengumuman kerugian besar-besaran akan menciptakan kegemparan di kalangan komando militer dan di kalangan publik domestik.”

Taktik Militer Israel

Mengenai taktik militer Israel, al-Falahi mengatakan bahwa “sekarang semakin banyak suara yang menyatakan bahwa taktik yang diterapkan militer Israel tidak efektif, baik di Gaza maupun di front Lebanon,” sambil menjelaskan bahwa “peningkatan kerugian ini disebabkan oleh taktik yang digunakan oleh pasukan Israel yang kini sudah diketahui oleh kelompok perlawanan.”

Namun demikian, al-Falahi menyoroti kemampuan perlawanan untuk bertahan, dengan menekankan bahwa “ada desentralisasi yang sangat jelas dalam pelaksanaan operasi di semua wilayah.”

“Pada saat ini, kita melihat Brigade Utara melakukan pertahanan yang sangat berhasil melawan pasukan pendudukan, dan kerugian terus meningkat dari hari ke hari, terutama dalam hal kerugian signifikan seperti pemimpin brigade atau wakil komandan divisi,” tambahnya.

Dampak Operasi Perlawanan terhadap Rencana Israel

Mengenai dampak berkelanjutan dari operasi perlawanan terhadap rencana Israel, terutama di Gaza utara, al-Falahi menyatakan bahwa “ada ketidakseimbangan besar dalam perimbangan kekuatan.”

“Israel memiliki kemampuan besar untuk menggantikan kerugiannya, terutama karena dukungan Amerika dan Barat yang tidak terputus selama ini,” tambahnya.

Namun, al-Falahi menekankan bahwa “pertempuran ini menyebabkan peningkatan biaya yang sangat besar bagi Israel.”

“Jika kita melihat perhitungan untung dan rugi dalam pertempuran ini, maka Israel telah menerima pukulan besar dari operasi perlawanan yang berlangsung selama ini,” ujarnya.

Mengenai kemungkinan perluasan operasi militer Israel ke front utara dengan Lebanon, al-Falahi menjelaskan bahwa “perimbangan kekuatan sangat jelas bahwa kerugian akan sangat besar, dan pasukan Israel khawatir bahwa sebuah operasi penetrasi dapat menyebabkan pembantaian bagi tank dan kendaraan lapis baja Israel.”

Perlawanan yang Terus Berlanjut

Mengenai keberlanjutan operasi perlawanan di Gaza, al-Falahi mengomentari serangan yang dilakukan oleh Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, terhadap kendaraan-kendaraan Israel di kamp pengungsi al-Bureij di tengah Gaza, dengan mengatakan, “Ini menunjukkan bahwa kelompok perlawanan memiliki persiapan pertahanan di semua daerah yang telah ditembus oleh pasukan pendudukan dan kemudian mundur di bawah tekanan perlawanan dan kekurangan pasukan yang ada pada militer Israel.”

Al-Falahi menambahkan, “Kembalinya operasi di daerah ini dengan jelas mencerminkan intensitas pertempuran di sektor-sektor tersebut, serta kemampuan perlawanan dalam menghadapi dan menanggapi serangan.”

Mengenai situasi internal Israel, al-Falahi mengungkapkan bahwa “militer Israel menghadapi masalah nyata dalam jumlah pasukan,” dengan menyebutkan bahwa “mereka terpaksa memindahkan pasukan dari daerah lain, termasuk Brigade Kfir yang merupakan pilar wilayah barat Tepi Barat, untuk dikerahkan ke Gaza.”

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here