Spirit of Aqsa, Jalur Gaza– Jurubicara Al-Qassam, Abu Ubaida, menegaskan, pertempuran yang terjadi saat ini di Jalur Gaza merupakan respons atas penjajahan yang dilakukan teroris Israel selama bertahun-tahun. Israel telah menjajah Palestina sejak 1948 dengan melakukan pembunuhan, penangkapan, mendirikan pemukiman ilegal, hingga menodai Masjid Al-Aqsa.

“Kami melawan sejak bertahun-tahun hingga sampai ke Thuufanul Aqsa adalah demi bangsa kami, Tanah Air kami, tanah suci kami, dan Al-Aqsha kami, di tengah pengkhianatan yang memuakkan dari lembaga resmi, masyarakat maupun internasional yang diatur dengan hukum rimba oleh Zionis Gedung Putih,” kata Abu Ubaida dalam pernyataan pers pada Kamis malam (28/12) waktu setempat.

Abu Ubaida menjelaskan, Israel dan sekutunya berusaha menggiring opini seolah semua peristiwa berawal pada 7 Oktober. Dia menyebut Israel dan antek-antekya pura-pura lula terhadap pembunuhan perlahan dan senyap terhadap rakyat Palestina sejak bertahun-tahun.

“Yahudisasi, pemukiman ilegal, penistaan Al-Aqsha, blokade Gaza, kedzaliman terhadap tawanan, pengusiran rakyat kami dengan segala cara, lantas tiba-tiba mereka menangisi zionis saat kami berhasil memberi hantaman abad ini agar mereka membayar kejahatan mereka selama ini,” tegas Abu Ubaida.

Dia menegaskan, rakyat dan pejuang Palestina tak pernah sekalipun meminta perang dan kehancuran. Dia merujuk pada dunia internasional yang kerap membicarakan kesetaraan hak, kemerdekaan, dan kehidupan. Dunia internasional sudah bertahun-tahun berbicara tentang kemerdekaan, tapi tidak mau mengakui hak bangsa Palestina dan membereskan penjajahan di tanah tersebut.

Dia menyebut zionis Barat dan Timur justru memilih mengulur waktu demi penjajah kejam ini (Israel) untuk menghabisi bangsa dan perjuangan Palestina.

“Tapi kami sebagai bangsa yang memiliki hak, perjuangan, misi dan perlawanan ini melanjutkan segala persiapan kekuatan dan pertempuran karena kami tahu bahwa hak kami ini takkan bisa kembali kecuali dengan direbut paksa dari penjajah,” ungkap Abu Ubaida.

Abu Ubaida menegaskan, para pejuang kemerdekaan Palestina merupakan representasi harapan rakyat Palestina. Dia menyebut, rakyat Palestina sejak lahir sudah berada di tengah-tengah para pejuang dan menyaksikan pengorbanan dalam melawan penjajahan.

“Rakyat Gaza yang mulia dan agung ini, mereka dari kami, dan kami dari mereka. Kami hidup bersama impian dan harapan mereka.”

Salam militer jihad terbesar, tak berhak diberikan kepada seorang pun di dunia ini, sebesar yang berhak dipersembahkan ke rakyat kami di Gaza yang menjadi sandaran, punggung dan penjaga bagi perlawanan mereka yang memang lahir dari mereka, berjuang dengan bantuan mereka dan untuk mereka,” tutur Abu Ubaida.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here