Spirit of Aqsa, Palestina- Penjajah Israel menyetujui gencatan senjata dengan kelompok perlawana Palestina setelah serangan udara mematikan di Gaza akhir pekan ini. Serangan yang berlangsung sejak Jumat (5/8) hingga Ahad (7/8) itu menelan korban puluhan jiwa, termasuk anak-anak dan wanita.

Seperti gencatan senjata sebelumnya, Mesir juga terlibat dalam usaha menghentikan bentrokan kekerasan tersebut dan kedua belah pihak menyetujuinya menjelang tengah malam hari Ahad (7/8).

Penjajah Israel mengukuhkan akan mematuhi gencatan senjata tersebut namun menambahkan akan memberikan respons bila dilanggar.

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, 43 orang tewas di kawasan tersebut termasuk enam anak-anak selama akhir pekan.

Penjajah Israel mengklaim serangan udara itu dilakukan untuk mencegah adanya serangan yang direncanakan dalam waktu dekat.

Namun, PBB mengingatkan, serangan Israel tersebut tidak bisa dibenarkan dengan klaim membela diri. 

Pelapor khusus PBB di wilayah Palestina mengatakan serangan udara zionis Israel di Jalur Gaza tik hanya ilegal, tetapi tidak bertanggung jawab.

“Situasi di Gaza berada di ambang krisis kemanusiaan. Satu-satunya cara untuk mengamankan kesehatan warga Palestina di mana pun mereka berada adalah dengan menghentikan pengepungan dan mengizinkan bantuan masuk,” kata Francesca Albanez, pelapor khusus PBB di Palestina, dikutip Al Jazeera, Senin (8/8)

Zionis Israel selalu berdalih serangan udara itu sebagai bentuk pembelaan diri dari gerakan kelompok Jihad Islam Palestina. Penjajah Israel bahkan mengancam akan mengadakan operasi militer selama satu pekan, termasuk menutup perbatasan Gaza.

PBB juga mengecam Amerika Serikat Karena menganggap zionis Israel memiliki hak membela diri. “Israel tidak dapat mengklaim bahwa mereka membela diri dalam konflik ini,” kata Albanez.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here