Spirit of Aqsa – Al-Quds | Syaikh Raed Salah melakukan shalat maghrib pada hari Ahad (6/2/2022) di Masjid al-Aqsha, setelah memasuki masjid suci tersebut untuk pertama kalinya sejak dia dideportasi 15 tahun yang lalu.
Syaikh Raed Salah tiba di “Gerbang Asbat” – salah satu gerbang Masjid al-Aqsha – dan pasukan penjajah menghentikannya untuk sementara waktu, sebelum kemudian mengizinkannya memasuki masjid.
Pada tanggal 7 Februari 2007, otoritas penjajah Israel melarang Syaikh Raed Salah dari Masjid al-Aqsha, setelah penjajah Israel melakukan penggalian di Gerbang Mughrabi, salah satu gerbang masjid di tembok barat.
Setelah memasuki al-Aqsha, pemimpin Gerakan Islam di wilayah Palestina yang diduduki penjajah Israel sejak tahun 1948 (Palestina 48) itu mengatakan, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan, kekhawatiran, dan kekalutan dari kami, serta mengakhiri lamanya kerinduan kami untuk mengunjungi Masjid al-Aqsha dan shalat di dalamnya.”
Dia melanjutkan, “Kami tegaskan bahwa masalah deportasi adalah masalah yang menyakitkan. Akan tetapi jika semua pasukan penjajah di seluruh dunia berkumpul, mereka tidak akan dapat memutuskan ikatan hati antara kami dan Masjid al-Aqsha.”
Syaikh Raed Salah menyatakan bahwa rintangan pasukan penjajah untuk memasuki pintu masjid sudah kami perkirakan. Karena setiap penjajah dalam sejarah hanya memiliki satu karakteristik, yaitu dzalim dan tidak adil. Dia menambahkan, “Saya tidak akan mengharapkan apa pun dari penjajahan Israel kecuali itu.”
Patut dicatat bahwa Syaikhul Aqsha ini mendapatkan kebebasannya pada 13 Desember lalu, setelah dia menghabiskan 17 bulan hukumannya di penjara penjajah Israel, karena mempertahankan prinsip-prinsip dan hak-hak Palestina. Pengadilan penjajah Israel menuduhnya melakukan penghasutan. (PIC)