“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa”
Oleh: Ustadz Dr. Umar Makka, Lc
Mutiara tadabur surah Al-Isra tak akan pernah habis meski diselami tiap saat. Semakin diselami, semakin banyak mutiara-mutiara hikmah yang didapatkan. Di antara hikmah tadabbur dari ayat pertama surah itu adalah keutamaan tasbih kepada Allah Ta’ala. Ada banyak keutaman tasbih yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Bahkan yang menyelamatkan Yunus bin Matta dari kegelapan yang berlipat-lipat, kegelapan dasar lautan dan kegelapan di dalam perut ikan, adalah tasbih kepada-Nya.
“Maka kalau sekiranya dia (Yunus) tidak termasuk orang-orang yang bertasbih, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari kebangkitan.” (QS. Ash-Shaffat ayat 143-144). Tasbih lengkap Nabi Yunus yang diabadikan dalam surah al-Anbiya’ Ayat 87. Tasbih akan mengeluarkan kita dari kegelapan hidup.
Ini juga menjadi syarat utama untuk orang memperjuangkan Baitul Maqdis dan bergabung dalam barisan dakwah pembebas Masjid Al-Aqsa. Para pejuang pembebas Baitul Maqdis harus dari orang yang selalu bertasbih kepada-Nya. Orang-orang yang memperbanyak tasbih menyucikan Allah di dalam hati, dalam lisan, dan dalam perbuatan.
Hikmah tadabbur dari ayat tersebut adalah gelar kemuliaan yang Allah Ta’ala sematkan kepada Rasulullah SAW.
سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَ
“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa”
Allah menyematkan kata عَبۡدِهٖ kepada Nabi Muhammad. Allah memuliakan beliau dengan kata tersebut. Ini menunjukkan betapa tinggi dan betapa mulia orang yang bisa mencapai derajat hamba Allah. Ada banyak manusia demi dunia menghamba kepada penguasa, menghamba kepada dunia, dan menghamba kepada harta. Padahal kemuliaan ketika menundukkan dan menghambakan diri kepada Tuhan alam semesta.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Menjadi hamba Allah adalah sebuah kemuliaan. Orang yang dipilih oleh Allah untuk senantiasa beribadah kepada-Nya adalah keutamaan dan kemuliaan di sisi-Nya. Maka tak pernah malu untuk mengakui sebagai hamba Allah. Tapi malulah jika engkau ternyata orang yang menghamba kepada dunia, hamba harta, atau hamba kekuasaan.
Syarat utama agar bisa dipilih menjadi pembebas Baitul Maqdis adalah memiliki sifat dan karakter hamba terbaik di sisi Allah. Al-Aqsa tidak akan dibebaskan oleh banyakanya manusia yang memiliki senjata terbaik. Al-Aqsa akan dibebaskan oleh hamba Allah yang terbaik. Itu tercatat dalam sejarah.
Lihat ketika Baitul Maqdis dikuasai oleh penguasa yang zalim, Jalut. Allah mengangkat pemimpin di antara Bani Isral yaitu Thalut. Kisah ini dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 249. Bukan jumlah menjadi patokan, tapi kualitas iman sebagai hamba terbaik. Orang yang yakin kemenangan itu ketika bersama Allah adalah orang yang mengharapkan perjumpaan dengan-Nya. Kemenangan tidak ditentukan dengan jumlah.
“Maka ketika Talut membawa bala tentaranya, dia berkata, “Allah akan menguji kamu dengan sebuah sungai. Maka barangsiapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barangsiapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan.”
Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil di antara mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, “Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya.”
Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 249)
Semoga Allah Ta’ala senantiasa memilih kita untuk menjadi hamba-hamba-Nya yagn terbaik. Semoga Dia menghidupkan kita sebagai hamba-Nya, mematikan kita sebagai hamba-Nya, dan kelak membangkitkan kita di sisi-Nya sebagai hamba terbaik-Nya.