GAZA — Pemerintah Gaza mengecam keras upaya pasukan pendudukan Israel yang menyebarkan daftar berisi nama-nama palsu dan mengklaimnya sebagai warga Palestina yang gugur syahid dalam agresi 24 jam terakhir. Langkah itu disebut sebagai bagian dari kampanye sistematis Israel untuk menyesatkan publik dan menutupi kejahatannya di Jalur Gaza.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Rabu (30/10), Kantor Media Pemerintah Gaza menegaskan bahwa daftar yang berisi 26 nama, disebarkan oleh juru bicara militer Israel Avichay Adraee melalui platform Telegram, ternyata tidak akurat dan mengandung data palsu.
Israel menyebut daftar itu berisi nama-nama “komandan perlawanan” yang disebut telah terbunuh dalam serangan udara terbaru.
Namun, hasil penelusuran otoritas Gaza menunjukkan bahwa tiga nama dalam daftar tersebut bukan nama Arab dan tidak tercatat dalam registrasi resmi Palestina. Beberapa nama lainnya bahkan fiktif dan tidak memiliki keberadaan nyata, sementara sebagian besar foto yang dipublikasikan tidak terkait dengan individu yang disebutkan.
Lebih jauh, empat orang yang masuk dalam daftar itu masih hidup dan tidak berada di lokasi yang disebut sebagai target serangan.
“Pasukan pendudukan Israel terus menjalankan kampanye sistematis berisi kebohongan, rekayasa, dan disinformasi, demi membalikkan fakta serta menutupi pembantaian yang terus dilakukan terhadap warga sipil di Gaza,” demikian pernyataan resmi Kantor Media Pemerintah Gaza.
Langkah penyebaran daftar palsu ini, menurut pengamat di Gaza, menjadi bagian dari perang informasi yang digerakkan oleh Israel untuk mengaburkan tanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan dan mengalihkan perhatian dunia dari korban sipil yang terus bertambah.
Sumber: Anadolu Agency
 
            









