Spirit of Aqsa, Palestina – Penerapan pajak tinggi dari penjajah Israel menambah daftar penderitaan para pedagang di Al-Quds. Sebab, penjajah Israel menerapkan kebijakan tersebut bersamaan dengan penerapan lockdown kota Al-Quds beberapa bulan berturut-turut.
Di sisi lain, krisis akibat pandemic Covid-19 di A-Quds membuat para wisatawan tidak bisa memasuki kota tersebut. Hal ini berdampak pada para pedagang. Mereka terpaksa menutup toko dan kios mereka lantaran sepi pembeli. Tercatat sekitar 420 toko yang saat ini ditutup di Kota Tua.
Maidan Al-Quds menyampaikan penderitaan pedagang Palestina di Kota Tua Al-Quds selama 2020.
Politik yang diterapkan Israel di Al-Quds terhadap warga Palestina sangat beragam. Dari penerapan pajak, pelarangan berdagang, hingga pengalihan pusat keramaian ke titik-titik yang dikuasai oleh warga pemukim Yahudi.
Sementara politik penggusuran rumah dan fasilitas Palestina terus dilakukan oleh Israel. Apalagi jika warga Palestina tersebut terlibat dalam tindakan yang dianggap Israel sebagai pelanggaran maka makin sulit. Tujuan semua yang dilakukan Israel adalah memaksa secara pelan-pelan agar warga Palestina tidak betah.
Ujung-ujungnya, Israel ingin agar warga Palestina meninggalkan tanah air dan kampung mereka untuk kemudian kota Al-Quds mereka kuasai penuh dan dijadikan ibukota.